Bagaimana Bila AHOK Gagal Jadi Gubernur DKI?

gubernur dki

Pelaksanaan Pilkada untuk memilih Gubernur DKI semakin dekat, seluruh perhatian saat ini sedang tertuju kepada AHOK. Banyak yang mendukung, tapi tak sedikit yang menolak. Yang jelas, AHOK kini sedang jadi bulan-bulanan oleh para pemain politik, tarik sana, tarik sini, jadinya malah bikin bingung publik.

Bagi yang nge-fans berat, tentu tak tergoyahkan dalam mendukung AHOK. demikian juga bagi para hater berat, tak kan berhenti sampai AHOK masuk bui.

Kedua kubu seperti 2 kutub yang saling berlawanan. Tak pernah ada akurnya. Tujuannyapun juga berlawanan. Yang satu pengen AHOK menang dan jadi Gubernur lagi, sedangkan yang lain ingin AHOK kalah dan Gubernurnya ganti.

Tapi, kalau dipikir2, apa yang masing-masing kubu perjuangkan, belum tentu ada hasilnya. Mengapa demikian?

Terkait dengan status AHOK yang masih jadi terdakwa, bisa saja AHOK diputus bebas atau di vonis dengan hukuman penjara. Semua tergantung dari keputusan hakim di Pengadilan.

Pertanyaannya adalah pengadilan yang mana yang akan dijadikan pedoman?. Sebab masih banyak pengadilan yang lain setelah ini, yaitu pengadilan dalam upaya banding. Namun sudah pasti pengadilan yang tertinggilah yang akan memutuskan apakah AHOK bebas ataukah menerima sanksi hukum.

Terlepas dari semuanya itu, hukum itu dibangun bukan untuk memenjarakan atau membebaskan seseorang, tapi diatas segala-galanya adalah demi terciptanya suatu keadilan, Jika keadilan tercapai, maka terjadilah kedamaian. Inilah tujuan akhirnya,yaitu terciptanya kedamaian di dalam masyarakat.

Tampak mudah untuk mengatakannya tapi bagi para hakim, tentu hal ini adalah suatu beban yang luar biasa. Apapun keputusannya, harus merujuk pada keadilan demi kedamaian. Tidak sederhana memang, tapi itu harus diupayakan dengan sebaik-baiknya.

Saya bahkan sempat terpikir bahwa untuk menyelesaikan semua ini, perlu ‘jalan tengah’ atau dengan kata lain Win-Win Solution. Maksudnya adalah bahwa semua pihak bisa menerima dengan lapang dada. Bagaimana caranya?

Kemungkinan besar yang akan terjadi nanti, adalah bahwa AHOK dan DJAROT akan menang dalam Pilkada DKI yang tak lama lagi digelar. Tapi apakah dengan kemenangannya itu, AHOK bisa menjabat kembali sebagai Gubernur? Belum tentu.

Sebab tergantung keputusan Pengadilan. Jika statusnya menjadi terpidana, sudah barang tentu, sesuai aturan, AHOK harus diberhentikan. Dan dengan sendirinya DJAROT yang akan menggantikannya sebagai Gubernur DKI.

Apakah para pendukung AHOK kecewa, karena AHOK di berhentikan karena berstatus terpidana? Tidak juga.

Sebab nanti hukuman yang diterima AHOK tentu tidak terlalu berat/lama. Yang pasti status terpidana AHOK akan berakhir sebelum awal tahun 2019.

Maksudnya? Tentu saja agar AHOK bisa dicalonkan sebagai Wakil Presiden mendampingi Jokowi, pada Pemilu 2019 nanti.

Jadi judulnya, kalah di depan, tapi menang dibelakang. Tak apalah gagal jadi Gubernur DKI tapi berhasil jadi Wakil Presiden RI..

Bukan begitu?

#donibastian

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

3 Komentar

  1. Ahok wapres? Jadi gubernur aja sedemikian kontroversialnya! Negeri ini butuh tokoh yang bisa jaga mulut! Berantas korupsi dan bikin sejahtera itu gak bakal efektif tanpa kesantunan dan dengan kekontroversialan! Catat itu!

    1. iya jaga mulut, kalo ada yg korupsi diem aja gtu ya… kan suruh jaga mulut, lo juga harus jaga mulut donk..

  2. ga perlu dicatattt…..
    klo kontroversial karena melawan arus karena kt benar perlu tidak diperjuangkan??
    udah bnyak yg omong brantas korupsi “katakan tidak pd KORUPSI” = ternyata malah sarangnya korupsi.
    sebenarnya klo liat ranah politik dan apa yg dimau masyarakat kesantunan itu ada 2; yaitu santun thd kebijakan2 yg miring,titipan parpol dan thd org2/pengusaha2 yg “manis”.
    dan santun dlm berbicara tp tegas dalam bertindak.
    sayangnya pa ahok itu santun dan tegas jd satu campur aduk… yaa bgini lha hasilnya.
    bagi sy lebih baik santun gaya pa ahok dari pd santun yg PERTAMA.

    MANUSIA TIDAK ADA YG SEMPURNA…TP BILA KITA ADALAH SEORANG PEMIMPIN AKAN LEBIH BAIK KLO KETIDAKSEMPURNAANNYA ITU TIDAK MELAWAN HATI NURANI DAN KEBENARAN