AHOK jadi Gubernur Sumatera Utara, Kenapa Tidak?

Gubernur Sumatera Utara

MYAHOK.COM – AHOK jadi Gubernur Sumatera Utara, Kenapa Tidak? Kekalahan AHOK-DJAROT pada Pilkada DKI Jakarta sungguh membuat banyak warga yang merasa kecewa. Sayapun menilai bahwa ini adalah suatu peristiwa diluar nalar dan tidak wajar. Bagaimana bisa seorang pejabat yang jujur dan bekerja dengan baik, sampai kalah dalam Pilkada DKI tersebut. Tapi apa boleh buat jika memang itu kenyataan yang terjadi. Mungkin warga Jakarta lebih mendahulukan keyakinan agamanya daripada mempertimbangkan hasil kerja AHOK-DJAROT selama menjadi pimpinan Pemerintahan Daerah DKI Jakarta

Okelah, kita relakan saja yang sudah terjadi. Tapi tentu hal ini bukanlah akhir dari segalanya. AHOK meski tidak terpilih kembali sebagai Gubernur DKI untuk periode yang kedua, bukan berarti karirnya terhenti begitu saja. Sudah barang tentu, masih banyak warga yang mengakui dan membutuhkan bahkan bangga jika AHOK jadi Kepala Daerah mereka. Figur pejabat seperti AHOK ini sangat diperlukan untuk membenahi segala permasalahan di daerah khususnya dalam rangka memberantas perilaku korupsi yang dilakukan oleh para pejabatnya.

Pasca kekalahannya pada Pilkada DKI, kira-kira bagaimana kans karir AHOK sebagai pejabat dalam lingkaran Pemerintah Pusat?

Banyak sekali yang mengusulkan agar AHOK diangkat menjadi Ketua KPK atau masuk dalam jajaran kabinet Jokowi sebagai Menteri. Tapi seberapa besar kemungkinannya, mengingat AHOK saat ini masih dijadikan bulan-bulanan oleh kelompok Radikal? Sidang AHOK terkait kasus dugaan Penistaan Agama saja masih jadi polemik yang berkepanjangan, terkait Jaksa yang menuntut AHOK hanya dengan hukuman percobaan.

Jika benar AHOK diusulkan menjadi Ketua KPK, tentu tidak semudah membalik telapak tangan. Calon pejabat ketua KPK harus lolos Fit and Proper Test yang dilakukan oleh DPR. Ini sangatlah berat untuk bisa lolos jika saya tak boleh mengatakan sebagai hal yang mustahil, mengingat kondisi politik yang terjadi sekarang ini.

Lalu bagaimana kemungkinan AHOK diangkat oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri?

Presiden Jokowi tentu juga akan berpikir sejuta kali jika tiba-tiba mengangkat AHOK sebagai menteri. Sudah jelas alasannya. Jika Presiden Jokowi nekad, maka bukan tidak mungkin dampaknya akan langsung mengarah kepada Jokowi sendiri dan semakin mempersulit posisinya. Apalagi tak lama lagi akan berlangsung Pemilu pada tahun 2019.

PDIP sudah pasti akan mengajukan Jokowi sebagai CaPres pada PilPres mendatang. Oleh sebab itu, Presiden Jokowi harus ektra hati-hati jika ingin menarik AHOK sebagai Menteri atau CaWaPres, agar kredibilitasnya tidak terganggu menjelang  Pemilu 2019 mendatang.

Lalu apa yang bisa dilakukan terhadap AHOK?

Ibarat kata, kita sedang dalam perjalanan, lalu ada sekelompok orang menghadang kita di tengah jalan. Apakah kita akan menghentikan perjalanan dan kembali pulang atau kita akan maju terus dengan menerjang orang-orang yang menghalangi perjalanan kita?

Jika kita memutuskan untuk melawan para penghadang, tentu resikonya akan sangat besar, dan bisa saja terjadi banyak korban. Tapi bukan berarti kita harus berhenti dan kembali pulang. Kita perlu menggunakan strategi lain, yaitu mencari jalan memutar.

Jadi, tak perlu repot menghadapi orang-orang yang menghadang, jika kita bisa menemukan jalan memutar untuk menghindar dari penghadangan yang dilakukan sekelompok orag tsb. dan kita  tetap bisa melanjutkan perjalanan sampai ke tujuan.

Begitulah analoginya terhadap keberadaan AHOK saat ini. Harus dicari strategi jalan memutar bagi AHOK agar bisa lolos menghadapi situasi yang sedang terjadi.

Saya punya pemikiran terkait strategi mencari jalan memutar tersebut, yaitu AHOK harus tetap eksis sebagi pejabat publik. Salah satunya adalah menjadi Gubernur di daerah. Menurut saya, AHOK bisa dicalonkan sebagai Gubernur Sumatera Utara. Mengapa?

Sebab, masih ada kesempatan bagi AHOK untuk mendaftar sebagai CaGub Pada Pilkada SUMUT yang akan berlangsung pada pertengahan tahun 2018. Disisi lain bu Vero sendiri adalah berasal dari Medan, bukan? Itung2 sebagai acara ‘pulang kampung’.

Lalu siapa yang pantas jadi CaWaGubnya?

Ada nama Maruarar Sirait (ARA). Dia adalah kader andalan dari PDIP, yang juga digadang-gadang untuk dicalonkan sebagai pimpinan pemerintah daerah di Sumatera Utara. Jika AHOK dan ARA bergabung sebagai CAGUB dan CAWAGUB, tentu akan sangat berpotensi menang pada Pilkada SUMUT tahun depan.

Jika AHOK benar-benar menang dan jadi Gubernur Sumatera Utara, maka ini akan mengembalikan kepercayaan masyarakat dan tak banyak persoalan jika kemudian AHOK ditarik sebagai Menteri pada kabinet Jokowi, atau bahkan menjadi CaWaPres mendampingi Jokowi pada Pemilu 2019 nanti.

Jika AHOK kemudian ditarik oleh pemerintah pusat, maka dengan demikian yang akan menggantikannya sebagai Gubernur Sumatera Utara tentu saja wakilnya yaitu Maruarar Sirait.

Ini adalah skenario yang luar biasa jika bisa terjadi. Inilah yang saya namakan strategi menempuh jalan memutar agar bisa meneruskan perjalanan hingga mencapai tujuan.

#donibastian

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

2 Komentar

  1. Kerenz.. Kami Tim Pendukung Ahok dari Jakarta Sangat Setuju..
    Medan Kota ke 3 Terbesar di Indonesia tapi Ekonominya sangat Amburadul..
    Pa Ahok, Kiranya anda bersedia memajukan Kota Medan..
    Salam dari Simamora Brother,
    Relawan Ahok di Ciracas

    1. Saya selaku mahasiswa hukum universitas panca budi Medan menilai dimana keadilan di negara kita ini?
      Gereja2 di Aceh banyak di bumi hanguskan/dibakar oleh umat muslim tidak pernah dibahas dengan penistaan agama kristen

      Bagaimana dengan kasus ahok

      Saya malu sebagai Warga Negara Indonesia