MYAHOK.COM – Plilkada DKI telah selesai dilaksanakan hari ini. Mungkin ini adalah Pilkada terheboh sepanjang sejarah republik ini, dimana Calon Petahana digempur habis-habisan oleh kedua Paslon lain. Sementara kasus Penistaan Agama yang dituduhkan kepada AHOK masih terus bergulir sesuai dengan mekanisme hukum yang berlaku. Mengapa AHOK-DJAROT tak bisa menang satu putaran?
Menang satu putaran dalam Pilkada adalah impian semua paslon yang sedang berlaga pada pilkada serentak tahun ini, termasuk yang terjadi di Jakarta. Apabila diamati dari angka hasil akhir prediksi cepat (Quick Count) sudah dapat di pastikan bahwa pada putaran pertama ini tak ada satupun pasangan yang mampu memperoleh jumlah suara 50% +1. Oleh sebab itu maka Pilkada putaran kedua akan digelar kemballi untuk menentukan paslon mana yang lebih unggul antara AHOK-DJAROT atau ANIES-SANDI.
Kubu Paslon No 2 sudah sewajarnya jika mulai mempelajari mengapa AHOK-DJAROT tak bisa menang dalam satu putaran pada Pilkada DKI ini. Tujuannya jelas, yaitu sebagai acuan dalam mengupayakan agar pada putaran kedua nanti mampu menambah prosentase perolehan suara dan Paslon no. 2 akan mampu keluar sebagai pemenangnya.
Jika di telaah lebih dalam, dari hasil perhitungan jumlah suara pada Quick Count putaran pertama ini, Paslon 2 sdikit lebih unggul yaitu rata-rata 43%, dibandingkan Paslon 3 yang memperoleh suara 40%. Sisanya adalah suara untuk Paslon 1 sekitar 17%.
Mengapa pasangan AHOK-DJAROT tak mampu memenangkan lebih dari 50% suara?
Untuk menjawabnya, mari kita telisik kembali, sesungguhnya apa motivasi warga DKI Jakarta pada Pilkada kali ini. Fokusnya tentu tertuju kepada figur AHOK sebagai petahana Gubernur DKI, bukan kepada Anies apalagi Agus. Andaikan saja AHOK tidak terpeleset dalam memberikan pernyataan yang membuat sebagian muslim merasa terhina, apalagi jika AHOK adalah seorang muslim atau mualaf, tentu akan jauh berbeda persoalannya.
Apa yang terjadi pada hasil Pilkada DKI adalah lebih cenderung merupakan wujud atau dampak dari apa yang telah dilakukan oleh AHOK atau penilaian warga terkait dengan kondisi pribadi dari AHOK sendiri sebagai pejabat Gubernur DKI. Warga DKI yang tidak memilih AHOK antara lain adalah :
1. Kelompok Muslim yang menolak AHOK.
Sebagian warga muslim yang ikut bergabung menjadi peserta di dalam kegiatan unjukrasa pada aksi 411 , 212 dan aksi penolakan kepada AHOK lainnya, sudah pasti tidak akan memilih AHOK. Kelompok ini memiliki pemahaman bahwa memilih pemimpin harus dari umat muslim atau berkeyakinan bahwa AHOK telah menistakan agama mereka. Kelompok ini mendominasi suara yang mendukung Paslon 1 dan 3.
2. Kelompok Warga yang dirugikan oleh kebijakan PemProv. DKI
Kelompok ini bukan dari golongan agama tertentu, tetapi karena merasa bahwa haknya telah dirampas atau dipangkas dengan adanya aturan dan kebijakan PemProv DKI. antara lain adalah :
- Para korban penggusuran tempat tinggal terkait program kerja pemerintah.
- Pengusaha kaki lima yang ditertibkan atau yang merasa dipaksa pindah ke lokasi yang ditentukan. sehingga menurunkan omset penjualan atau bahkan merugi.
- Para pengusaha yang kehilangan bisnisnya atau merasa jadi korban
- Para pegawai PemProv DKI yang merasa sakit hati atau kecewa dengan sikap AHOK, beserta keluarganya.
3, Kelompok warga yang tidak suka dengan perilaku AHOK
Sebagaimana diketahui bahwa AHOK adalah pribadi yang tegas dan keras dalam menegakkan aturan. AHOK tak pandang bulu kepada siapapun yang melanggar ketentuan dan siapapun yang melanggar pasti akan dikenakan sanksi sesuai dengan tingkat pelanggarannya. Ada sebagian warga yang justru tidak suka dengan sifat AHOK ini, karena dianggap terlalu kejam karena selama ini tak pernah ada pejabat yang berperilaku demikian.
Perilaku lainnya yang tidak disukai atau tak bisa diterima oleh warga adalah ketika AHOK mengucapkan kata yang tak pantas diucapkan oleh seorang pejabat Kepala Daerah.
AHOK juga dinilai oleh sebagian warga sebagai pejabat yang angkuh dan tak punya etika, ketika AHOK dengan berani menantang siapa saja yang melanggar hukum atau menghalangi niat baiknya dalam menegakkan kebenaran.
4. Kelompok warga yang masih mempersoalkan SARA.
Dalam kelompok ini, terdapat warga yang enggan memilih seseorang untuk menjadi pemimpin karena berasal dari etnis atau ras tertentu. Ada pula warga muslim yang ragu memilih AHOK karena adanya pemahaman bahwa memilih non muslim sebagai pemimpin itu berdosa karena dilarang dalam agama. Kelompok ini tidak secara agresif menampakkan eksistensinya atau dengan kata lain hanya merupakan keyakinan yang tersimpan di dalam hati mereka sendiri. Namun di sisi lain mereka mengakui bahwa hasil kerja AHOK sebagai Gubernur benar-benar nyata dan bermanfaat bagi warga.
5. Kelompok warga yang belum terpenuhi keinginannya
Ada sebagian warga yang merasa kecewa atau memperoleh perlakuan yang tidak adil karena terlalu lama dibiarkan atau belum mendapatkan fasilitas tertentu dari Pem Prov DKI. Mereka hanya ingin melampiaskan kekesalan dan kekecewaan semata.
Itulah kelima kelompok warga yang cenderung tidak memilih AHOK sehingga AHOK tak bisa menang satu putaran pada Pilkada DKI kali ini. Yang paling dominan tentu adalah kelompok muslim yang menolak AHOK berdasarkan keyakinan diadalam ajaran agama mereka. Kelompok ini tak bisa diganggu-gugat sebab tak ada yang bisa merubah keyakinan seseorang kecuali Tuhan yang membuka hati mereka. Namun tidak seluruh warga muslim yang berpendapat demikian, masih banyak juga yang tetap mendukung AHOK agar dapat menjabat kembali sebagai Gubernur DKI.
Sekarang yang menjadi pertanyaan besarnya adalah bagaimana selanjutnya? Apa yang harus dilakukan oleh AHOK dan timses-nya agar dapat memenangkan suara pada Pilkada DKI putaran kedua?
Ikuti artikel berikutnya.. Stay Tune di MYAHOK.COM
#donibastian
Mengapa AHOK-DJAROT Tak Bisa Menang Satu Putaran?
Mlihat hsil pmilihn pubernur dki kemarin sperti nya gx mgkin ahok bsa mnang mngingat kejadian atau msalh yg d hdapi teknan dan hipitn yg dia alami sprti nya brat tuk mncapai hsil sprti kmarin nyata nya bkti btkata lain memang dki ini jual agama dan janji gd laku…merakit di dki ini dh jeli dan pintar bagaimana pun ahok di plintir di tkan dri smua sisi seakn tak bsa lg dia mlangkh trhimpit seakn tk nsa brnafas lg wlaupun bengitu program krza smngat juang nya tak bsa di kad shingga hsil pmilihn kmrin mmang pantas buat paslon 2 ….bravo trus brjuang jkrta btuh hsil nyata buat anak cu2 kita kdpan bkan omongan hyalan yg blm tntu rimba nya god bless u poll di stiap langkah u …….