Melihat kondisi pasangan Anies-Sandi yang terpilih sebagai Gub/WaGub DKI, setelah saya pikir2, rasanya kok aneh juga ya..
Analisis saya begini :
1. Dulu ketika Jokowi dan AHOK dicalonkan sebagai pasangan Gub/Wagub DKI, keduanya itu punya rekam jejak dan karir yang jelas di bidang pemerintahan. Jokowi adalah Walikota Solo, sedangkan AHOK adalah mantan Bupati Babel, selain anggota DPR. Jika saya bandingkan dengan kapasitas pasangan Anies dan Sandi, seperti bumi dan langit, sebab Anies sama sekali tak punya pengalaman dibidang politik dan pemerintahan, kecuali sebagai mantan Menteri yang diberhentikan oleh Presiden Jokowi, apalagi Sandiaga Uno yang seorang pengusaha profesional.
Memang, tak ada larangan di negeri ini bagi setiap warga negara untuk meduduki jabatan Gubernur, terlepas apapun profesinya. Tapi, mengapa keduanya itu, seperti ‘dipaksakan’ sebagai calon KDH, sedangkan masih banyak kader Gerindera lainnya yang lebih punya pengalaman di bidang pemerintahan?
2. Secara praktis, saya menilai bahwa Anies telah gagal dalam berkarir sebagai menteri, karena telah di berhentikan oleh Presiden, sebelum berakhir masa jabatannya. Orang yang telah gagal, tentu layak diragukan kemampuannya dalam bekerja, apalagi menduduki posisi sangat strategis sebagai Gubernur DKI.
Sedangkan Sandi adalah salah satu pengusaha terkaya di Indonesia, namun pengalamannya nihil di bidang pemerintahan. Apakah dalam hal ini, Sandi hanya dimanfaatkan dari sisi finansialnya saja untuk mendukung tercapainya sebuah rencana dengan cakupan yang lebih besar, misalnya pada PilPres 2019 nanti?
3. Sebelumnya Anies adalah juru kampanye Presiden Jokowi, kini bergabung dengan Kubu Prabowo. Hal ini menurut saya sungguh aneh, dan tampak sekali bahwa sikap Anies ini seperti air di daun talas, tak bisa dipercaya dan hanya mencari keuntungan pribadi saja, atau dengan kata lain, dia tak punya konsistensi dalam menjalankan setiap aktifitasnya.
Sebagai contohnya ketika karirnya yang sangat cemerlang di dunia pendidikan hingga menjabat sebagai Rektor termuda di Univ Paramadina. Normalnya sebagai pejabat profesional, Anies tentu tak menyia-nyiakan prestasinya itu dan seharusnya tetap konsisten berkarir di dunia pendidikan, tapi kenyataannya diapun rela berpindah ke jalur politik sebagai Juru Kampanye (tim Sukses Jokowi) dan dengan mudahnya meninggalkan dunia pendidikan seperti membalikkan telapak tangan.
Sifat Anies yang tak punya pendirian ini, apalagi secara psikologis mengalami kekecewaan dengan diberhentikannya sebagai Menteri, fenomena ini telah ditangkap oleh Gerindera, hingga Anies dipandang pantas dipakai sebagai obyek untuk di ‘mainkan’.
4. Dari uraian di atas, jika dibandingkan dengan pasangan AHOK-DJAROT ketika mereka bersaing pada Pilkada DKI lalu, maka secara teknis, Anies-Sandi tak akan bisa mengalahkan kapasitas AHOK-DJAROT, apalagi sebagai pejabat Incumbent. Sudah semestinya Pilkada DKI lalu dimenangkan oleh pasangan AHOK-DJAROT.
5. Nama Anies-Sandi, telah di calonkan jauh-jauh hari sebelum Isu Agama untuk menjatuhkan AHOK dihembuskan. Artinya bahwa Pihak Gerindera bersama kelompok lainnya yang terafiliasi, telah merancang skenario tersendiri dan tentu punya misi khusus dengan ‘mamaksakan’ duet Anies-Sandi pada Pilkada DKI, terlepas dari kemenangan Anies-Sandi yang ditengarai memanfaatkan isu Agama.
Menurut saya, kemenangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI lalu hanyalah sepenggal ‘episode’ yang masih ‘on the track’ pada jalur skenario yang mereka rancang dalam rangkaian perjalanan menuju ke arah tujuan.
Oleh sebab itulah, saya berkseimpulan, bahwa keberadaan Anies Sandi sebagai pejabat tertinggi di ibukota ini, bukanlah tujuan akhir dari sebuah skenario.
Bahkan merekapun sesungguhnya lebih fokus pada rencana yang lebih besar lainnya, dibanding dengan terpilihnya Anies Sandi sebagai pucuk pimpinan di PemProv DKI Jakarta.
Selain itu saya juga menilai, sangat besar kemungkinan bahwa Anies dan Sandi tak pernah menyadari, bahwa dibalik itu semua, mereka sedang berada di dalam suatu alur skenario.
Ibarat di dalam sebuah pentas drama, mereka hanyalah sebatas ‘boneka’ yang dimainkan oleh ‘Sang Sutradara’.
Segalanya akan terjawab pada akhir cerita…