Karena AHOK, ParPol Bagaikan ‘Macan Ompong’

karena ahok

MYAHOK.COM-Kehadiran AHOK diranah politik tanah air terbukti mampu memberi warna baru dan bahkan menghapus lukisan lama yang banyak didominasi oleh warna hitam. AHOK telah berhasil mengubah kebiasaan lama dan membuat semua orang mau tidak mau, suka tidak suka harus mengikuti apa yang diinginkannya dalam rangka membangun negeri ini yaitu mewujudkan sistem pemerintahan yang bersih dan memberantas segala bentuk korupsi serta penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran hukum. Semuanya kini berubah karena AHOK.

Sebagaimana dirasakan sebelumnya terkait peran ParPol dalam sistem perpolitikan di Indonesia selama ini, ParPol sangatlah berperan dalam menentukan siapa yang akan menjadi Kepala Daerah, melalui mekanisme Pilkada untuk masing-masing daerah.

Bila sebelumnya dominasi partai politik sangatlah signifikan dalam menentukan pasangan calon yang akan menjadi kepala daerah, sejak munculnya figur AHOK yang punya karakter berani dan tak pernah takut melawan siapapun, maka segalanya telah berubah seratus delapan puluh derajat.

Mengapa demikian?

Sebab AHOK telah membuktikan bahwa masyarakat sekarang ini sudah bisa menilai dan memilih sendiri siapa yang dapat dipercaya sebagai kepala daerah mereka. AHOK telah menunjukkan bahwa dengan dukungan masyarakat secara penuh, maka peran Partai Politik sudah tak bisa mendominasi lagi.

Apalagi peraturan dan Undang-undang telah menyediakan alternatif jalur independen, dimana masyarakat dapat mengusung sendiri calon perseorangan sesuai denga mekanisme yang telah ditetapkan tanpa sedikitpun melibatkan partai politik.

Bila dulu Partai Politik ibarat ‘si Raja Hutan’ yang punya gigi tajam dan begitu ditakuti sebab mempunyai kekuasaan  dan berkuasa di daerah tertentu, kini gambaran seperti itu sudah tidak ada lagi. Yang terjadi sekarang ini adalah bahwa Par Pol bagaikan macan ompong yang tak bisa lagi berbuat banyak dalam menentukan siapa bakal calon kepala daerah.

Masyarakat sudah mulai cerdas dan tak peduli lagi dengan kebijakan partai dalam memilih calon Kepala Daerah. Rakyat tak bisa lagi dibohongi dengan janji-janji manis dan pernyataan politik yang kosong dan tak ada realisasinya. Rakyat sudah mampu menilai sendiri, siapa saja figur pejabat yang bisa mereka percaya sebagai Kepala Daerah.

Justru yang terjadi sekarang ini adalah sebaliknya, yaitu bila Partai Politik masih ingin dipercaya publik, maka ParPol harus mau mengikuti keinginan masyarakat pada umumnya untuk memilih calon yang akan diusungnya. Bila tidak, maka Partai Politik harus mulai bersiap untuk menelan pil kekalahan pada pemilu mendatang. ParPol seakan-akan dengan ‘terpaksa’ mengusung calon tertentu tanpa syarat apapun, demi memperoleh simpati dari masyarakat.

Dulu, semua kader Partai Politik yang telah duduk sebagai pejabat dan birokrat, harus patuh dan tunduk pada kebijakan partai. Kader partai yang sudah jadi pejabat harus bisa memberi jalan kepada ParPol agar terus bisa membiayai operasional organisasi dan mempertahankan kekuasaan.

Disisi lain, kader partai juga harus mampu berfungsi sebagai mesin ATM yang berkontribusi langsung dalam memperkuat keuangan partai agar terus dapat hidup dan berkembang. Bila ada kader yang membangkang atau bila dinilai tak cukup berkontribusi kepada Partai, maka sudah pasti akan di ‘recall’ atau tak akan pernah didukung lagi untuk periode berikutnya. Sebaliknya, bagi para kader yang pintar ‘bermain’, maka ParPol akan semakin kuat mengusungnya untuk jabatan lain yang lebih tinggi.

Kini semuanya sudah berubah. Fenomena AHOK telah mengubah semuanya menjadi sebuah sistem politik yang transparan dan mengembalikan fungsi Partai Politik kepada jalan yang terang dan benar, yaitu memberikan pendidikan politik yang sehat kepada masyarakat untuk memilih para pejabat dan birokrat yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Tidak ada lagi pencalonan Kepala Daerah dengan sistem mahar. Tak akan ada lagi oknum yang berniat menjadi Kepala Daerah hanya untuk memperkaya diri sendiri dan golongan tertentu. Suara rakyat tak bisa lagi dibeli. Rakyat sudah memiliki kekuatan sendiri yang murni dan tak ingin lagi melihat adanya pejabat yang coba-coba membangun kekuasaan demi kepentingan politik pihak pihak tertentu.

Dari uraian diatas, bukan berarti Partai Politik sudah tidak diperlukan lagi di negeri ini. Keberadaan Partai Politik juga harus dilindungi sebab ini adalah amanat Undang-undang. Tidak boleh ada ‘deparpolisasi’. Partai Politik harus tetap ada sebagai lembaga politik yang diperlukan dalam penyelenggaraan negara. Namun yang harus berubah adalah mental para politisi agar tidak lagi mencari kekayaan pribadi dan memperluas kekuasaan demi kepentingan golongan tertentu dan kembali berpihak pada kepentingan rakyat.

Pada saatnya nanti, tak ada lagi pejabat pengurus ataupun kader ParPol yang menjadi kaya raya setelah masuk ke dalam organisasi Partai Politik, sebab semua pintu KKN di seluruh instansi pemerintah sudah tertutup rapat. Tak ada lagi pejabat daerah yang mau memenuhi permintaan ParPol yang menyimpang dari tujuan yang benar.

Semua orang yang ingin menjadi pengurus atau kader partai harus dalam kondisi yang baik dalam hal kemampuan finansial dan punya niat yang murni untuk mengabdi kepada bangsa dan negara di ranah politik. Partai Politik tidak lagi menampung para spekulan dan oportunis yang ingin mencari kesempatan untuk mengeruk kekayaan semata.

Penulis :  Doni Bastian

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.