Kisah Warga Jakarta yang Kangen pada Kepemimpinan Ahok

kangen ahok

Kangen Ahok? Ini adalah sepenggal cerita nyata (true story) yang dicuplik dari sebuah grup WA, tentang kepemimpinan Ahok sebagai Gubernur DKI saat menjelang musim penghujan.

Selamat sore kakak-kakak semua..

Anak saya, pernah selama 2 tahun bekerja dibawah subordinasi Ahok langsung.  Ketika itu, Ahok masih dalam rangka persiapan untuk membangun Jakarta Smart City.

Ahok membutuhkan puluhan tenaga yang terdiri dari anak-anak muda (fresh graduates) untuk menjadi bagian dari tim Ahok dalam mengembangkan aplikasi dalam kerangka Jakarta Smart City (salah satu app yang populer  dan menjadi andalan warga DKI adalah  Qlue).

Anak-anak  muda ini sempat memperoleh pelatihan selama 4 bulan agar dapat mengoperasikan seluruh peralatan canggih yg ada di Jakarta Smart City. Anak saya diberi tugas untuk memantau wilayah Jakarta Selatan.

Nah, pada jaman Ahok,  2 bulan sebelum musim hujan tiba, anak saya sudah mulai ditugaskan untuk melakukan pengecekan keliling untuk memastikan agar semua pompa-pompa air dan pintu-pintu  air yang ada di wilayah Jakarta Selatan. Mereka harus mengecek apakah semua mesin bisa berjalan dengan baik, apakah ada daun-daun yg menyumbat, dlsb.. Itu sudah menjadi tugas dan kerja rutin mingguannya.

Ketika memasuki musim hujan, anak-anak  bekerja dibagi dalam 3 shifts.  Namun hal ini hanya khusus untuk staff laki-laki saja. Staff perempuan hanya dibagi 2 shifts.

Jadi, JSC mampu bekerja dan buka selama 24 jam. Seringkali, Ahok tiba-tiba datang membawakan makanan untuk anak-anak yang sedang bekerja malam dan Ahokpun ikut memonitor sampai pagi hari.

Beberapa wilayah yang rawan banjir dipantau secara intensif dan terus menerus melalui layar besar (hampir sebesar lapangan badminton!) yg bisa di zoom hingga terlihat ada seekor anjing yang basah kuyup kedinginan. Melihat itu, anak-anakpun segera menghubungi petugas jaga dari pihak Animal Defenfer atau JAAN dan memberi informasi perihal adanya seekor anjing yang harus segera diselamatkan disertai data di daerah ini, di jalan ini, dsb.. dsb..

Mereka juga selalu berkoordinasi dengan para penjaga pintu air, cek pompa, cek ketinggian air. Itu salah satunya pd saat itu banjir agar bisa terkontrol dengan baik, karena terjalin kerjasama yang baik antara Pemda, JSC dan semua instansi terkait.

Sekarang,  Jakarta Smart City sudah tinggal kenangan. Kantor sudah kosong. Investasi puluhan milyar Rupiah yang sangat berguna  bagi warga DKI kini sia-sia belaka. Sewaktu terjadi aksi teroris di Sarinah, pihak kepolisian juga banyak terbantu dengan keberadaan kamera-kamera JSC,  sampai mobil dan motor yang dipakai oleh para teroris bisa di zoom nopol nya.

Seiring dgn lengsernya Ahok, anak saya dan sebagian temannya juga ikut bebas tugas. Beberapa temannya sampai sekarang ada yang masih bertahan di balai kota.

Banyak cerita dari mereka, tapi lebih baik tak usah disertiakan sebab nanti akan semakin mempermalukan beliau. Dan belum lama ini, saya bertanya, apakah kalian sudah ada perintah dari boss untuk antisipasi musim hujan yad?

“Gak pernah ada tante…”

“Oh ya, Ahok selalu punya WAG per wilayah. Anggota WAG nya mulai dari Gubernur, Direksi, staff biasa sampai ke pasukan orange.. tak ada batas di antara mereka. Ahok juga tidak gila hormat, tak perlu pakai : siap pak, baik pak..

Petugas pintu air bisa dgn seenaknya menulis: “Pak ahok buruan kemariih…”

Dan anak buahnya jg bebas mengkritik gubernurnya. Ahok juga tak sungkan dan tak pernah gengsi untuk minta maaf, biarpun itu kepada pegawai rendahan seperti anggota pasukan oranye..

Itulah sepenggal kisah warga yang Kangen Ahok. Akankah kerinduan mereka terobati meski Ahok tak bisa jadi Gubernur DKI lagi..

#myahok

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.