Kumpulan Kisah AHOK yang Unik dan Tak Banyak Diketahui Publik

Kumpulan Kisah Ahok

MYAHOK.COM-Sangat mengasyikkan bila membaca kisah tentang AHOK di masa lalunya, sebab apa yang pernah dilakukan oleh AHOK atau apa yang terjadi terhadap dirinya, terkadang tidak lazim dan aneh. Maka dari itu, perjalanan hidup AHOK sangatlah menarik untuk diikuti, selain dapat memberi inspirasi, juga sebagai bukti bahwa AHOK bukanlah manusia biasa. Berikut ini kumpulan kisah AHOK unik yang tak banyak diketahui publik .

Dididik sebagai Anak Indonesia

AHOK dibesarkan dengan keras, dididik agar bisa kemudian berguna bagi masyarakat belitung, tidak boleh sombong, inilah yang diajarkan Kim Nam. AHOK diwajibkan untuk selalu bersalaman dengan yg tua. Meski mereka kondisinya lebih berada di banding yang lain, AHOK harus bisa bergaul dengan teman-temannya. AHOK tidak dididik sebagai orang Tionghoa, tapi sebagai anak indonesia dari Kampung Manggar. Kim Nam selalu tegaskan itu padanya.

Pernah dilarang menjadi penggerek bendera

AHOK tumbuh menjadi anak yang selalu ingin tahu. Temannya semuanya anak-anak melayu dan dia bersekolah di SD negeri di desa laskar pelangi. Meski membaur, bukan berarti AHOK bisa lepas dari tindakan diskriminasi karena dia adalah minoritas. Hal seperti ini tetap sering terjadi. Ketika SD, AHOK pernah dilarang menjadi penggerek bendera di sekolah ketika upacara karena warna kulitnya. AHOK kecewa, dia mengadukan hal tersebut pada ayahnya. Ayahnya, menyuruh AHOK bersabar. saatnya akan tiba ketika orang terima kita, kata ayahnya. AHOK dilarang untuk berkecil hati, menurut ayahnya AHOK harus tetap berusaha terus. Tak boleh dendam.

Tidak di perbolehkan untuk masuk kelas agama islam

Terkait agama, AHOK juga sempat tidak di perbolehkan untuk masuk kelas agama islam, meski ia sangat ingin sekali. Semua teman-temannya bisa baca Alquran, AHOK pun ingin bisa. Namun ia disuruh pulang ketika datang ke TPA untuk belajar Alquran. Tetapi AHOK tetap tumbuh dan berkembang sebagai warga Belitung. Dia fasih berbahasa Belitung.Pergaulannya tidak menganggap dia orang lain.

Ibunya sempat bekerja menjual kue

AHOK adalah anak yang cerdas, dia selalu menjadi juara kelas. Tahun 1977 dia bersekolah di SMP Negeri di daerah Gantung. Menyadari potensi anaknya yang cerdas dan kondisi ekonomi yang baik, Kim Nam memutuskan untuk mengirim AHOK bersekolah SMA ke Jakarta. Usaha keluarga Kim Nam memang sempat down ketika AHOK kecil, bahkan Ibunya sempat bekerja menjual kue. Harapan ayahnya, AHOK bisa bersekolah menjadi dokter karena di Belitung begitu banyak orang meninggal tidak mendapat akses kesehatan. AHOK bersekolah di SMA PSKD III itulah pertama kali Ia menginjak Jakarta 31 tahun lalu. AHOK bukan orang baru di Jakarta.

Kabur kuliah dari pendidikan dokter UKI

Namun darah muda memang bergolak, dia kabur kuliah dari pendidikan dokter UKI, kemudian pindah ke teknik geologi Trisakti. Waktu berlanjut sampai akhirnya AHOK menyelesaikan pendidikan S2 dan mendirikan perusahaan di Belitung. Perusahaan AHOK waktu itu akhirnya terpaksa Ia tutup karena terbentur kebijakan korup pejabat. AHOK kecewa, dia akhirnya berniat mau meninggalkan negara ini untuk berkarir di luar negeri. Namun hal ini dilarang oleh ayahnya. AHOK disuruh bertahan, petuah ayahnya waktu itu. AHOK harus bersabar, kalau tidak setuju ubahlah sendiri, jangan lari. “Orang miskin jangan lawan orang kaya, orang kaya jangan lawan pejabat.” begitu kata ayahnya. Sebagus apapun orang kaya bisa menolong orang miskin, tapi yg bisa membantu mereka secara hakiki adalah pejabat melalui kebijakannya.

Bupati pertama beretnis Tionghoa

Namun setelah orang tuanya meninggal, AHOK baru masuk ke dunia politik. Dia memulai karir politik dari bawah dengan partai kecil. AHOK awalnya hanya anggota DPRD Belitung Timur. Namun setahun kemudian memenangkan pilkada Belitung Timur. Sejak menjadi bupati, namanya sebagai bupati mulai dikenal di tingkat nasional. Kebijakannya brilian dan Ia adalah bupati pertama beretnis Tionghoa. Karena kebijakannya sebagai bupati, AHOK di daulat menjadi tokoh yg mengubah Indonesia oleh majalah Tempo. Dia letakkan hal-hal baru sebagai pejabat.

Mengasuransikan kesehatan semua warganya

Meski hanya 1 tahun 4 bulan saja menjabat sebagai bupati Belitung, karena harus mengundurkan diri sebagai cagub Prov. Babel, AHOK mewariskan peninggalan-peninggalan besar. AHOK sukses mengasuransikan kesehatan semua warganya. Siapapun warga Beltim, tidak perlu lagi khawatir sakit, tinggal ke rumahsakit. Dia mengecek langsung semua kebutuhan masyarakat ke lapangan dan menggodok kebijakan dengan sistem yang keras terhadap birokrasinya.

Dicegah untuk tidak menjadi pembina upacara

Selama menjadi bupati, AHOK tidak pernah menutup kaca ketika berada di atas mobil. Dia tak menunggu warga mengulurkan tangan, dia selalu duluan mengulurkan tangannya. Namun peristiwa diskriminasi belum juga selesai meski AHOK telah terpilih menjadi bupati. Masih banyak hal-hal yang tidak mengenakkan. Awal menjadi bupati, Ia dicegah untuk tidak menjadi pembina upacara. Masyarakat tidak mau hormat sama orang China, begitu isunya.

Namun AHOK memaksa. Dia tidak mau diancam-ancam sebagai pemimpin. Ia tetap ngotot mau jadi pembina upacara. “Dulu ketika SD saya dilarang jadi penggerek bendera, sekarang sudah menjadi bupati masih juga tak boleh jadi pembina. Kamu tembak juga saya rela!” tukasnya.

Lebih dari 100 orang dihajikan

Ketika AHOK menjadi bupati, bukan masyarakat muslim yang protes dengan kebijakannya sebagai bupati. Malah umat yang seagama dengannya. AHOK dituduh tidak memperhatikan pembangunan gereja, malah mempermudah dan menyumbang pembangunan masjid2. AHOK berang,menurutnya gereja tidak perlu dibantu. “Kalian saweran aja, gereja udh jadi. Kalau masjid memang harus disokong.” Jelas AHOK. Masyarakat Muslim jumlahnya 93% dan masjid butuh banyak. Gereja cuma butuh sedikit dan umat kristen lebih baik ekonominya. Selain membangun mesjid, AHOK juga menaik-hajikan ustad dan ulama-ulama yang belum bergelar haji. Lebih dari 100 orang dihajikan. AHOK bahkan ikut safari ramadhan ketika bulan ramadhan tiba. Meski Ia harus menunggu saja di parkiran sampai selesai.  Gubernur lah yang bolak-balik mesjid-parkiran untuk mengantarkan makanan. Tetap AHOK selalu bertahan dalam safari ramadhan.

Yang dibutuhkan rakyat adalah no. hp nya

Dalam setiap kampanyenya, AHOK juga tidak pernah menggunakan sembako/bagi2 duit. Dia percaya dengan kartu nama, dan nomor hp nya. Menurut AHOK yang dibutuhkan rakyat adalah no. hp nya. Rakyat harus bisa menggapai dan mengakses pemimpinnya. Sebagian besar warga Belitung, mulai dari nelayan, pedagang, sampai PNS punya nomor HP Bupati. Semua hal bisa dilaporkan langsung.

Pernah ada nelayan yg melaporkan LSM yg menimbun solar subsidi di Manggar, AHOK langsung turun ke lapangan dan mengganti LSM tersebut. Ada juga pungutan liar yg dilaporkan oleh murid SMA, AHOK turun dan mengusut korupsi di sekolah itu. AHOK memegang hp nya sendiri dan Ia selalu mengusahakan membantu orang yang mengeluh. Disitu Ia sadar kondisi sebenarnya dari kebijakannya. Pemimpin yang tau persis kebijakannya dirasakan rakyat atau tidak, itulah AHOK. Semua bisa menggapainya.

Kampanye no HP ini tetap dipertahankan AHOK di Jakarta. Yang pernah bertemu AHOK, pasti liat dia agak “sibuk” sama hp nya. Jika masih ada yang mempertanyakan Pak AHOK tidak akan adil karena berlatar belakang agama minoritas. Berarti dia belum mengenal siapa AHOK.

AHOK sangat menghormati semua agama

Oleh karena itu jangan pernah memandang sebelah mata wakilnya Jokowi ini, mereka sama-sama bagus dan egaliter. Insya Allah diamanatkan wujudkan Jakarta Baru. Untuk masalah agama, AHOK tidak pernah mempermasalahkan. Dia prioritaskan sesuatu sesuai dengan kondisi. AHOK sangat menghormati semua agama. Omongan AHOK mengenai ayat2 suci di pelintir banyak org. Mereka nggak ngerti maksud AHOK itu apa. Yang nggak diinginkan AHOK adalah, ketika seorang pejabat disuruh bayar pajak dia berlindung pada ajaran agama tertentu. Dan ketika dipenjara berlindung pada konstitusi. Maka dari itu ayat2 suci tidak bisa digabungkan dengan konstitusi.

Tak Punya Mobil

Percaya atau tidak, AHOK gak punya mobil. KPK pun tidak percaya. Itu kenapa? Karna AHOK lebih suka menolong orang dibanding beli untuk pribadinya. Mengenai kepemimpinan AHOK di Belitung, salah satu Kyai besar disana membandingkan AHOK dengan si “pengacara” dari babel juga. Inisial Y. Kyai itu bilang “AHOK biarpun Kristen, orang-orang Belitung pada dinaikin haji. Kalo si Y yg diberangkatin hanya keluarganya. AHOK sangat cinta rakyat!”

AHOK tidak membedakan orang, timses lawan politiknya di Belitung ada yg memiliki kinerja bagus dijadikan bagian dari jajaran pemerintahannya. Teringat ketika gue ke belitung, ada seorang pendeta yang datang menemui AHOK. Intinya ingin meminta sumbangan berupa mobil. Mobil itu konon katanya dipakai untuk antar jemput jemaat. Waktu itu pembicaraan Pak AHOK dan pendeta didepan saya. AHOK langsung menolaknya. Karena yang Kristen di desa Gantung (desa AHOK) hanya sedikit dan jaraknya sempit. Kalo tiap minggu ke gereja kata AHOK masih bisa jalan kaki. Si pendeta gak terima dan marah-marah ke AHOK sambil bilang “Kamu hanya sumbangkan ke masjid-masjid saja, agamamu tidak disumbang”. AHOK jawab ; “Aku sumbangkan gereja juga, Tapi tidak banyak karena disini mayoritas lebih banyak yang memakai mesjid”. Pendeta pun pulang.

Semua mengakui AHOK padahal dulu gak nyoblos AHOK.

Besoknya gw dkk ijin sama Pak AHOK untuk wawancara masyarakat Belitung mengenai dia. Pak AHOK bilang “Kalau mau wawancara ditempat yang milih saya dikit. “Karna kalau kalian wawancara ditmpt saya menang, pasti baik semua”. Akhirnya kita ketempat yang sedikit pilih AHOK. Dalam perjalanan, gue berfikir pasti jelek-jelek nih yang bicara tentang AHOK. Dugaan gue melesat, semua mengakui AHOK padahal dulu gak nyoblos AHOK.

Beruntung, sekarang Jakarta dapat giliran berikutnya yang akan diubah oleh AHOK. DKI Jakarta jangan sampai hilang kesempatan emas ini. Saya ngetwit ini tidak dibayar, dikasih hadiah apalagi dijanjiin dikasih jabatan. Saya ingin negara ini berubah, keadilan sosial merata. Tiap hari bantu AHOK saya tidak dibayar, saya dkk simpati terhadap kinerjanya. Saya hanya bisa membantu dana untuk AHOK melalui jualan kemeja. Semua keuntungan saya serahkan untuk kampanye JB, walaupun capek tapi saya dkk puas menolong orang yang memang pantas ditolong. Pesan saya : Jika ada suatu kesempatan ikt serta dalam memperbaiki bangsa, buktikan! Mari wujudkan Jakarta Baru.

Penulis Fitra Elnurianda

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.