Mengapa Megawati Minta AHOK Mengatasi Masalah SARA?

Mengatasi masalah SARA

@MYAHOK-Seiring dengan pengambilan keputusan dari PDIP yang mendukung AHOK sebagai Calon Gubernur pada Pilkada mendatang, Megawati sebagai Ketua Umum Partai berlambang kepala banteng itu meminta kepada AHOK, terutama  untuk mengatasi masalah SARA di ibukota. Selain itu AHOK juga mendantangani kontrak politik yang berisi antara lain Dasa Prasetia PDIP yang harus dilaksanakan. Sebegitu pentingkah bagi Megawati, hingga harus menyampaikan permintaan khusus kepada AHOK untuk mengatasi masalah SARA di DKI menjelang Pilkada 2017 mendatang?

Megawati adalah seorang politisi senior, baihkan yang paling senior yang masih aktif memimpin sebuah Partai Politik besar di negeri ini. Dalam mengarungi samudera politik di tanah air, tentu Megawati telah banyak makan asam garam dan merasakan pahit getirnya perjuangan hingga berhasil membawa PDIP menjadi partai pemenang Pemilu 2014 lalu. Megawati yang telah ditempa dengan pengalaman politiknya selama lebih 30 tahun itu, membuat intusinya semakin tajam dalam memprediksi kondisi politik di masa depan.

Begitu juga saat memutuskan untuk mendukung AHOK sebagai CaGub DKI untuk periode yang kedua, Megawati menilai ada sebuah fenomena yang dapat memicu disintegrasi bangsa apabila tidak ditangani secara serius sejak dini. Hal ini terkait dengan keberadaan AHOK sebagai pribadi yang kebetulan berketurunan Tionghoa dan non muslim. Memang negara ini berazaskan Pancasila yang melindungi setiap warga negara untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing, dan negara juga tidak membeda-bedakan hak dan kewajiban seluruh warga berdasarkan unsur Suku Agama Ras dan Antargolongan  (SARA). Namun demikian, dalam kondisi keberagaman budaya yang ada di negeri ini, yang pasti adalah bahwa sebagian besar atau bahkan hampir seluruh penduduk Indonesia adalah pemeluk Agama Islam. Bukan berarti bahwa negara  telah dikuasai oleh kaum mayoritas keagamaan, namun yang perlu dijunjung tinggi adalah toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di tengah masyarakat yang pluralistik.

Terkait dengan keberadaan AHOK sebagai Gubernur DKI sekarang ini, dimana AHOK dinilai oleh sebagian kalangan memiliki karakter yang tidak sepantasnya dimiliki oleh seorang pejabat daerah. AHOK dinilai terlalu arogan dan membuat kebijakan yang merugikan rakyat kecil, khususnya pada masalah penggusuran pemukiman warga dan pengusaha kecil (PKL) yang berada di wilayah DKI Jakarta, Juga seringkali AHOK membuat pernyataan yang seakan-akan mencerminkan hubungan yang tidak sehat antara pihak Eksekutif dan pihak Legislatif. AHOK menunjukkan sikap yang dinilai tidak mencerminkan perilaku santun sebagai pejabat, ketika AHOK secara terbuka memarahi anak buahnya sendiri dan saat menyerang para oknum pejabat yang terindikasi melakukan korupsi dan pelanggaran hukum lainnya.

AHOK sudah barang tentu tak ingin membuat warga miskin semakin menderita dalam kehidupan yang sulit, namun disisi lain AHOK juga mengemban amanah untuk memperbaiki kondisi dan menyelesaikan segala persoalan yang ada di Jakarta. AHOKpun tak pernah bermaksud untuk membuat perpecahan di kalangan elit negeri ini. Apa yang dilakukannya itu hanya sekadar menunjukkan bahwa dirinya tak bisa membiarkan korupsi dan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh oknum pejabat terus menerus terjadi.

AHOK memiliki karakter yang unik dan tak pernah ditemui pada figur pejabat-pejabat sebelumnya. AHOK punya keberanian yang luar biasa, dan tak pernah merasa takut kepada siapapun, sepanjang dirinya tidak melakukan perbuatan yang melanggar hukum dan merugikan pihak manapun.

Hal inilah yang memicu terjadinya kontroversi di kalangan masyarakat dalam menilai karakter AHOK. Sebagian warga menganggap AHOK tidak layak menjadi pejabat, dan sebagian lainnya justru menginginkannya kembali menjabat sebagai Gubernur DKI bahkan untuk jabatan yang lebih tinggi.

Akibat yang ditimbulkan adalah terjadinya pertentangan, perdebatan, bahkan bisa saja memicu permusuhan antar warga yang mendukung dan yang menolaknya. Berbagai upaya yang dilakukan oleh sebagian warga yang menolak bahkan membenci AHOK adalah dengan ditunjukkan dengan cara mengaitkan unsur SARA. Bahkan mereka menggalang kekuatan sebesar-besarnya hanya demi satu tujuan yaitu ASAL BUKAN AHOK.

Kondisi seperti ini membuat Megawati merasa prihatin, sebab di satu sisi Megawati menilai bahwa AHOK ingin memperbaiki dan mengatasi semua permasalahan di Jakarta, namun disisi lain terdapat sebagian warga yang menolak bahkan membenci AHOK sebagai pejabat tertinggi di DKI. Megawati tak ingin kondisi ini terus terjadi dan akan semakin meluas dampaknya, apalagi menjelang pelaksanaan masa kampanye Pilkada DKI yang tak lama lagi akan berlangsung.

Tak bisa dibayangkan bila kondisi ini semakin memburuk, yaitu ketika warga pendukung AHOK bertemu dengan masa yang menolak atau membenci AHOK dalam masa kampanye nanti. Hal yang tentu sangat tidak diinginkan oleh Megawati adalah terjadinya kerusuhan yang menimbulkan adanya korban.

Integritas bangsa adalah segala-galanya, oleh sebab itulah maka Megawati memberi pesan khusus kepada AHOK sebagai CaGub incumbent, agar melakukan introspeksi diri dan segera menyusun langkah serta upaya untuk mewujudkan kondisi yang lebih baik terkait dengan isu SARA yang tengah terjadi. AHOK dengan karakter uniknya itu, seharusnya tetap dapat diterima dengan baik oleh seluruh warga, apabila AHOK mampu menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada tanpa mengurangi efektifitas hasil kerja dalam melakukan pembenahan di segala bidang.

AHOK harus jadi pejabat yang tak hanya jujur dan adil, namun juga bisa mengayomi seluruh warganya dan senantiasa menjaga kerukunan dan kedamaian di tengah masyarakat.

Megawati berpesan agar AHOK bisa memperbaiki perilakunya yang dinilai telah melukai perasaan warganya sendiri. Meski hal itu tentu bukanlah suatu unsur kesengajaan yang dilakukan AHOK dan semata-mata yang kemudian terjadi adalah sebagai reaksi subyektif dari kalangan masyarakat tertentu saja, namun AHOK harus bisa menyadari bahwa perilakunya itu membuat sebagian warganya menolak dan bahkan membenci.

Secara teknis, Megawati menilai bahwa AHOK telah memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk menjadi pemimpin negeri ini, namun demikian AHOK juga harus bisa diterima dengan baik oleh seluruh lapisan masyarakat.

Demikianlah maksud dari permintaan Megawati kepada AHOK untuk mengatasi masalah SARA seiring dengan dukungan yang telah diberikan PDIP kepada AHOK untuk menjabat kembali sebagai Gubernur DKI pada periode yang kedua. (Doni Bastian@MYAHOK)

.oOo.

‘Mengapa Megawati Minta AHOK Mengatasi Masalah SARA?’

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.