Mengapa Orang Berusaha Membenci Ahok?

“Tak kenal maka tak sayang” Begitulah bunyi pepatah yang seringkali kita dengar. Memang begitulah kondisinya. Bagaimana kita bisa menyayangi seseorang sedangkan kita sendiri tidak ingin berusaha mengenalnya?

Namun apa yang terjadi sekarang ini adalah  sebuah fenomena anomali, terkait dengan pencalonan Ahok sebagai Cagub DKI untuk periode yang kedua. Sebagian kalangan tanpa berpikir panjang, apalagi untuk berusaha mengenal keberadaannya, dengan serta merta menolak untuk mendukung Ahok jadi calon Gubernur.

Beberapa kondisi dimana sebagian kalangan yang membenci  Ahok diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Para Politisi/Kader Partai

Sebagian kader partai bahkan rela mengundurkan diri kepengurusan partai demi kebenciannya kepada Ahok, meski jelas-jelas bahwa partainya telah mengambil keputusan untuk mendukung Ahok. Entah apa yang melatarbelakangi para kader partai tersebut, hingga sedemikian bencinya kepada Ahok, dan bahkan telah bersedia keluar dari anggota kepengurusan partainya.

Ada lagi dari kalangan partai politik yang berazaskan Islam yang berpendapat dengan menggunakan alasan dalil Agama bahwa non muslim dilarang menjadi pemimpin. Karena Ahok bukan muslim, maka Ahok tidak boleh dipilih sebagai Calon Gubernur DKI. Padahal para pendiri republik ini telah berikrar bahwa dasar negara kita berazaskan Pancasila, bukan atas dasar hukum Islam. Oleh karena itu, semua warga negara berhak untuk menduduki jabatan apapun, tanpa mewajibkan beragama tertentu.

Disisi lain, pada saat pilkada DKI tahun lalu, Ahok berpasangan dengan Jokowi sebagai Wakil Gubernur DKI terpilih. Mengapa pada saat pencalonan pasangan tersebut disahkan oleh KPU sedangkan Ahok jelas-jelas non muslim? Bukankah Wakil Gubernur secara otomatis menggantikan Gubernur yang berhalangan tetap atau mengundurkan diri? Sekarang Ahok sudah diangkat sebagai Gubernur DKI secara sah dan dilindungi undang-undang, lalu mengapa Ahok dipermasalahkan ketika dicalonkan  menjadi Cagub DKI 2017 untuk periode kedua?

Kemudian dari kalangan politisi yang duduk didalam lembaga legislatif, seolah tak pernah berhenti membuat pernyataan politik yang pada intinya menolak Ahok menjadi Gubernur lagi. Mungkin saja karena mereka mewakili partai oposisi, sehingga setiap pernyataannya juga harus berseberangan  dengan kebijakan pemerintah. Bahkan sengaja dicari-cari bahan untuk sekadar memberi pernyataan oposisi. Padahal sebagai seorang manusia, tentunya memiliki hati dan perasaan, namun demi kepentingan golongan,  mereka tak lagi mendengar suara hati nuraninya sendiri. Logika berpikir juga seringkali diabaikan dan bahkan mereka lupa bahwa negeri ini telah ada aturan dan hukum yang harus ditaati.

2. Bakal Calon Gubernur lainnya

Beberapa orang yang cukup dikenal oleh masyarakat telah menyatakan dirinya untuk maju sebagai Cagub DKI 2017. Namun apa yang dilakukan sebagian calon tersebut yaitu dengan memberi pernyataan yang pada intinya menyerang keberadaan Ahok yang non muslim adalah hal yang sangat disayangkan. Sebagai bakal Calon, sudah semestinya lebih fokus pada program-program yang akan ditawarkan untuk membangun Jakarta jika terpilih nanti, bukan malah terus-menerus mencari-cari kesalahan Ahok dengan tujuan agar Ahok gagal dicalonkan sebagai Cagub DKI 2017.

Bila memang pada dasarnya sudah punya niat atau itikad buruk dan tidak menghiraukan lagi tatanan hukum yang berlaku, maka sampai kapanpun, para bakal Cagub tersebut, tak akan berhenti untuk menyerang keberadaan Ahok. Mungkin itu strategi mereka untuk mengalahkan lawan politiknya, namun kondisi masyarakat saat ini semakin cerdas dan tak mempan lagi dengan isu SARA dan justru tidak suka dengan cara-cara seperti itu.

3.  Pendapat sebagian Masyarakat

Ahok adalah seorang pejabat negara yang lain daripada yang lain, dan tampil  sebagai pendobrak kebiasaan lama yang buruk. Mungkin apa yang dilakukannya yaitu seringkali marah-marah didepan publik, berkata kasar atau kotor menjadi sebuah pemandangan yang menyimpang, sebab selama ini tak ada pejabat seberani Ahok melakukan hal itu.

Bila diamati, sesungguhnya Ahok hanya marah dan memaki kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran dan merugikan kepentingan warga. Apalagi kepada para pejabat pelaku korupsi atau yang terindikasi akan melakukan korupsi, Ahok tak akan pernah membiarkannya. Kemarahan Ahok bukan tanpa alasan.  Sebab para pejabat lah yang seharusnya memberi contoh kepada bawahannya agar tidak melalukan pelanggaran ketentuan apalagi berbuat korupsi.

Sebagian warga yang teguh pada keyakinan agamanya menolak memilih Ahok dan tak peduli dengan apa yang dilakukan Ahok dalam membenahi kota Jakarta dan melawan segala bentuk pelanggaran dan korupsi. Karena non muslim, Ahok selalu dipandang sebelah mata. Juga warga yang hanya sebatas ikut-ikutan membenci Ahok hanya karena mereka tergabung didalam komunitas tertentu saja.

Itulah mengapa orang berusaha membenci Ahok, bukannya mempertimbangkan hal-hal lainnya yang lebih penting untuk membenahi persoalan yang ada dan membangun Jakarta agar bisa tampil lebih baik lagi.

Memang tak ada satupun yang bisa mengubah keyakinan seseorang terhadap dalil agama, terutama dari kalangan pemeluk agama yang taat apalagi penganut paham radikal. Namun demikian, Tuhan juga menciptakan akal dan pikiran kepada manusia sebagai makhluk yang sempurna. Kemampuan berpikir ini seringkali tak lagi dipergunakan dalam mengambil sikap sehingga apapun yang dilakukan oleh seorang non muslim, tak kan pernah ada baiknya.

Terlepas dari itu semua, kita serahkan saja pada mekanisme yang telah diatur oleh undang-undang. Nanti kita akan dapat melihat apa yang terjadi. Bila memang hasil pemungutan suara menunjukkan bahwa lebih dari 50% suara memilih Ahok, maka siapapun, suka tidak suka, mau-tidak mau harus menerima keberadaan Ahok sebagai Gubernur DKI lagi..

#donibastian

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

5 Komentar

  1. untuk Jakarta yang lebih baik ya AHOK lah, yang lain cuma bisa comment, SDM nya payah, biarkan aja AHOK yang mimpin, saat ini untuk Gubernur jakarta dialah yg pantas, Kalo yang lain pasti kacau, apalagi kalo dari partai, korup lageee….. korup lageeeee….

  2. Ojay, apakah kamu sudah ngaca, kalau belum ya pantas saja, kamu suku apa, bagaimana kalau sukumu dihina, tolong kau gosok dulu gigimu, habis itu kau bersihkan hatimu, supaya tidak bau dan kotor, OK