Pembenci AHOK adalah Penderita Kelainan Jiwa

pembenci ahok
Pembenci Ahok

MYAHOK.COM – Memang manusia itu diciptakan dengan berbagai macam karakter. Dari karakternya itu, akan mencerminkan bagaimana bersikap dan berperilaku. Pada suatu saat bisa saja seseorang punya perilaku dan sifat yang aneh, namun hanya orang lain yang bisa menilai dan dirinya sendiri sama sekali tak merasakan keanehan dari perilakunya itu. Mereka itulah para pembenci AHOK

Fenomena ini banyak ditemui pada orang-orang yang membenci AHOK, hingga secara mati-matian dalam membencinya, sampai-sampai tak peduli lagi dengan rasa malu dan akal sehat.

Orang-orang yang berperilaku seperti demikian ini saya katakan bahwa mereka sedang mengalami kelainan jiwa. Kelainan jiwa bukan berarti gila, namun secara psikologis mereka di kekang oleh sebuah pemikiran dan perasaan yang salah dan menganggap bahwa apa yang dipikirkannya itu benar menurut dirinya sendiri.

Terkait dengan keberadaan AHOK sebagai pejabat incumbent Gubernur DKI, yang mana akan dicalonkan lagi untuk periode yang kedua pada Pilkada tahun depan, tak sedikit kalangan yang menderita kelainan jiwa dengan membeci AHOK secara berlebihan dan diatas batas kewajaran.

Yang terpikir dibenak mereka adalah bahwa AHOK harus disingkirkan dan tak boleh lagi menjadi figur pejabat di negeri ini. Anggapan seperti ini jelas salah, sebab negara melindungi hak politik setiap warganya dan punya hak yang sama untuk dipilih sebagai pejabat negara sesuai dengan aturan dan undang-undang yang berlaku.

Demikian juga halnya dengan AHOK. Sepanjang AHOK berstatus sebagai sebagai Warga Begara Indonesia (WNI), terlepas dari Suku, Agama dan Rasnya, maka AHOK juga berhak untuk dipilih sebagai pejabat negara.

Persoalan AHOK dicurigai melakukan perbuatan melawan hukum, misalnya korupsi atau penyalahgunaan wewenang dll, itu adalah sebatas penilaian dan opini sebagian warga saja. Bila memang ada bukti yang menyatakan bahwa AHOK telah melanggar hukum, seharusnya bisa ditempuh pada jalur yang semestinya antara lain dengan melaporkan kepada pihak berwenang, dhi Kepolisian, Kejaksaan atau KPK, agar dapat diproses sesuai dengan hukum yang berlaku dan bukan dengan menggunakan jalur politis yang seakan akan mendeskreditkan AHOK sebagai pejabat yang berperilaku buruk.

Kalangan yang membenci AHOK terbagi dalam beberapa segmen, antara lain adalah para pejabat, baik di lembaga Legislatif, Eksekutif maupun Yudikatif, juga figur yang dikenal oleh masyarakat luas antara lain, pemuka agama, musisi, profesional dll.  Meski mereka adalah para pejabat negara dan figur yang populer namun perilaku mereka yang membenci AHOK adalah juga termasuk penderita kelainan jiwa. Mereka gunakan kesempatan dan wewenangnya sebagai pejabat dan figur masyarakat dalam memberikan pernyataan yang seolah menggiring opini negatif tentang AHOK.

Pembenci AHOK yang paling besar jumlahnya adalah dari kalangan masyarakat biasa terutama para blogger dan netizen. Sebagai netizen yang tergabung di berbagai media sosial, mereka dengan sengaja menebarkan kebencian, dengan menulis status atau share artikel yang intinya adalah menolak keberadaan AHOK dengan berbagai alasan yang kadang dibuat-buat atau dicari-cari. Tak jarang mereka membuat gambar, mengarang cerita atau membuat fitnah yang disebarkan melalui akun mereka di media sosial.

Entah, setan apa yang telah menguasai pikiran dan perasaannya, hingga setiap saat yang terpikirkan oleh mereka adalah mencari cara apapun juga dengan tujuan demi menghentikan perjalanan karir politik AHOK.

Pada stadium yang paling parah, mereka bahkan tak mampu lagi mengontrol emosi dan akal sehatnya dalam memberikan pernyataan, baik melalui orasi maupun tulisan di media sosial dan media lainnya.

Aneh juga mereka bukan? Kok bisa mereka mempunyai perilaku seperti itu? Setiap waktu yang dipikirkan adalah untuk membenci AHOK, tak ada lain. Mengapa mereka tidak menggunakan pikiran dan akal sehatnya?

Untuk mengalahkan AHOK, semestinya mereka mencari calon lain yang lebih hebat, bukan dengan cara membenci dan menjelek-jelekkan seperti itu bukan? Ataukah mereka sudah putus asa karena tak ada calon lain yang lebih hebat? Berbagai alasan mereka gunakan untuk mendukung keinginan mereka dengan satu prinsip ‘ASAL BUKAN AHOK’.

Bila prinsip ‘ASAL BUKA AHOK’ digunakan, maka justru akan membahayakan negeri ini, sebab mereka tak peduli lagi dengan kualitas pemimpinnya. Maksudnya adalah terserah saja siapa yang akan jadi pejabat, mau korupsipun terserah saja yang penting bukan AHOK. Begitu kah cara mereka berpikir?

Padahal yang seseungguhnya terjadi adalah bahwa AHOK semakin kuat posisinya dan makin dipercaya oleh banyak kalangan dan pendukungnya. Hal ini tentu akan semakin membuka kesempatan bagi AHOK untuk lolos jadi Gubenur pada Pilkada DKI tahun depan, apalagi bila PDIP secara resmi telah menyatakan dukungannya.

Kondisi AHOK yang kini makin di atas angin, bukannya membuat  para pembenci AHOK menjadi sadar diri, malahan justru sebaliknya mereka semakin menjadi-jadi. Mereka tak mau menerima apa yang terjadi. Mereka tak mau menghadapi kenyataan yang ada. Hati mereka telah dibutakan oleh pemikiran dan perasaan yang menyimpang. Di dalam hati mereka telah menggelora api kebencian yang menyala-nyala dan tak ada lagi yang mampu memadamkannya.

Bila sudah berada pada kondisi seperti ini, para penderita kelainan jiwa ini tak akan mau mendengar pendapat dan nasihat orang lain, dan mereka bersikap dan bertindak semaunya sendiri.

Oleh sebab itu, sudah waktunya bagi mereka untuk memeriksakan kesehatan jiwa mereka ke psikiater terdekat, sebelum terlambat..

 Penulis : Doni Bastian

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.