MYAHOK.COM-Kalau Iwan Fals punya lagu yang berjudul “Manusia Setengah Dewa”, sayapun juga punya “Manusia Setengah Malaikat”. Dia adalah Ahok, Gubernur DKI. Mengapa saya sampai menjulukinya “Manusia Setengah Malaikat”?
Bagaimana tidak? Coba perhatikan perilakunya sebagai pejabat yang menurut saya tidak sewajarnya manusia biasa. Ahok adalah orang yang super berani, tak punya rasa takut sedikitpun demi membela kebenaran. Siapapun yang menghalangi jalannya dalam memerangi korupsi di negeri ini, akan dia lawan. Tak peduli dengan siapa dia berhadapan.
Baginya, kebenaran harus dibela sampai titik darah penghabisan. Apakah Ahok pilih kasih? Tentu saja tidak. Anda minta bukti? Pernah suatu ketika istrinya sendiripun dia persalahkan dihadapan banyak orang sewaktu rapat menyangkut peran ibu PKK DKI. Dia tak peduli, meskipun itu istrinya sendiri. Yang salah harus ditegur agar kembali ke jalan yang benar.
Pejabat mana yang tidak dilawan oleh Ahok? Mulai dari anggota Dewan, bahkan ketuanya sekalipun dia lawan bila menurutnya mereka terindikasi melakukan perbuatan yang merugikan warga Jakarta. Juga auditor BPK, menteri bahkan sampai ke Wakil Presiden, Ahok sama sekali tak gentar.
Tak hanya itu, meski didalam ranah pribadi, Ahok juga tak pandang bulu. Pernah suatu ketika ada Saudara istrinya yang menemuinya di rumah pada hari Sabtu. Tampaknya Saudara istrinya tersebut seorang pengusaha yang lahannnya seluas 2 Ha akan digusur terkait kasus Waduk Pluit. Dia minta agar Ahok tidak menggusur tanah miliknya. Tapi apa reaksi Ahok kala itu?
Sangat mengejutkan, sebab Ahok pun menolak dan mengusir Saudara istrinya tersebut. Bahkan ketika istri Ahok menegurnya, karena tidak sopan dengan caranya mengusir saudara sendiri, Ahok justru mengatakan bahwa saudara istrinya itulah yang tidak sopan. Sebagai saudara, sudah semestinya ikut membantu dan mendukung kebijakan yang diambil oleh Ahok sebagai gubernur DKI. bukan malah menambah perosalan dengan meminta dispensasi atau fasilitas. Kepada konglomerat yang sama sama warga Tionghoapun, Ahok juga tak peduli. Contohnya saja, Ruko milik Agung Podomoro, juga dia bongkar, karena tak memenuhi syarat pendirian bangunan (IMB).
Ada lagi seorang ibu-ibu muda yang ngotot mencari pembenaran terkait kasus Kartu Jakarta Pintar beberapa waktu lalu. Ibu muda itu dibilangnya “MALING”. Sampai-sampai ibu muda itupun tidak terima dibilang “MALING”, dan mengajukan tuntutan hukum. Ahok memang tegas dan lugas. Kalau memang perilakunya mengambil sesuatu yang bukan haknya, bukankah itu dinamakan MALING?
Apalagi terhadap para pejabat yang suka mencuri uang rakyat. Ahok sangat alergi dan sudah pasti naik darah bila mengetahui ada pejabat yang mencoba melakukan upaya korupsi. Ahok sangat marah dengan para koruptor yang gaya bicaranya santun, tapi dibelakang merampok uang rakyat.
Menurut AHok, predikat BAJINGAN sangat pantas diberikan kepada para koruptor tersebut. Sifat Ahok yang sangat keras itu, tidak wajar dimiliki oleh manusia. Sifat-sifat demikian ini hanya dimiliki oleh malaikat, yaitu selalu taat dan patuh atas perintah Tuhan. Ahok juga sangat patuh dalam mengemban amanah warganya.
Sebagaimana Malaikat yang takut kepada Tuhan, maka Ahok juga takut mengkhianati amanah yang diberikan olah warganya. Dalam menjalankan tugas, Ahok selalu teringat akan sumpah dan janji yang diucapkan di bawah Kitab Sucinya ketika dilantik menjadi Gubernur DKI, bahwa dia harus senantiasa mengemban amanah rakyat, tidak mengkhianati janjinya sendiri dan hanya bekerja untuk kepentingan warga Jakarta.
Melalui artikel ini, saya sama sekali tidak bermaksud untuk meng-kultuskan Ahok, tapi saya hanya berpegang pada fakta yang terjadi.
Mungkin anda tak akan menemukan satupun pejabat dimuka bumi ini, yang punya sifat seperti Ahok. Oleh sebab itu, kalau boleh saya menilai bahwa Ahok bukanlah manusia biasa, sebab dia adalah “Manusia Setengah Malaikat”
Setuju atau tidak, terserah anda…
#donibastian