Prof. Subroto Puji Ahok Sebagai Komut Pertamina

Subroto puji ahok
Mantan Menteri Pertambangan dan Energi, Subroto

Diangkatnya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama di PT Pertamina (Persero) kembali menuai pujian.  Kali ini datangnya dari dari seorang begawan migas Indonmesia yang juga sebagai Guru Besar ilmu Ekonomi Universitas Indonesia , Prof Dr. Subroto.

Dalam sebuah acara di Bimasena Members Get Together, Subroto menyatakan kagum dengan rekam jejak Ahok sebagai pemimpin DKI Jakarta.

“Berbekal pengalamannya jadi Gubernur DKI sebelumnya, dia punya kriteria sebagai pemimpin yang bagus. Saya rasa bagus juga dia masuk ke Pertamina,” ujarnya, Kamis malam (27/2/2020).

Prof. Subroto juga mengaku mengikuti pemberitaan seputar Ahok, sejak ia masuk sebagai komisaris Utama di BUMN migas terbesar RI itu. Tapi, ia penasaran akan perubahan apa yang akan terjadi dengan keberadaan  Ahok di tubuh perusahaan pelat merah tersebut.

“Saya penasaran, apa yang Ahok mau lakukan di Pertamina? Saya ingin juga bertemu dengannya,” curhat Subroto.

Prof Subroto memang figur yang disegani di sektor migas nasional. Laki-laki  berusia 97 tahun ini sebelumnya merupakan Menteri Pertambangan dan Energi di zaman Presiden Soeharto dan Sekjen OPEC pada 1988-1994.

Namanya kini bahkan menjadi nama penghargaan yang diusung oleh Kementerian ESDM untuk mengapresiasi jasanya di sektor energi.

Selain mengagumi Ahok, Subroto semalam juga berbincang dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif seputar sektor energi Indonesia. Ia menekankan soal pentingnya Indonesia untuk fokus soal energy security atau keamanan energi di negeri ini.

Sebelumnya dalam acara konvensi IPA (Indonesian Petrolium Association), Prof Subroto juga sempat menyinggung kondisi energi di Indonesia.

Menurutnya, Indonesia sedang di tahap transisi menuju energi baru dan terbarukan dan meninggalkan bahan bakar fosil. Ini sesuai dengan kesepakatan global di mana pada 2030 bahan bakar berbasis fosil semestinya tak digunakan lagi, tetapi kenyataannya porsi energi baru masih di kisaran 9-12%.

Sumber Berita : CNBC Indonesia

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.