Wahai Teman Ahok.. Ini mungkin kritikan terpedas saya untuk kalian. Saya paham, bahwa kalian sekarang sedang euforia dengan pencapaian sejuta KTP untuk Ahok. Saya paham bahwa ini semacam goal bagi kalian sesudah begitu banyak tantangan dan tekanan untuk meraih sejuta KTP itu. Saya paham bahwa tidak mudah bagi kalian untuk mencapai semua itu…
Saya paham…
Tetapi, apakah elok kalian menggemborkan semua itu dengan memenuhi berita-berita di media? Apakah elok ketika kalian terus berteriak menyuruh Habiburokhman untuk meloncat dari monas ketika kalian sudah mencapai target kalian? Apakah elok kalian terus menerus mendendangkan kemenangan kalian?
Tentu tidak elok..
Kalian tidak mengerti betapa sakitnya perasaan lawan-lawan Ahok membaca semua berita-berita itu.. Sakit, tau ngga? Disini nih.. disini.. dan disini..
Apalagi sekarang bulan puasa.. jagalah perasaan mereka yang selama ini benci ma Ahok. Mereka kan puasa juga. Mengekang nafsu kebencian yang selama ini ingin keluar tetapi tertahan karena menghormati bulan suci ini..
Tolong dong.. mbok ya yang sopan sedikit.. Cobalah kalian tidak memberitakannya dengan besar-besaran.. Ingat, sombong itu tidak baik. Apalagi sombong ketika mereka bahkan tidak mampu mengumpulkan KTP meski sudah berteriak dan mengemis kemana-mana supaya dapat dukungan…
Apa kalian tidak mau mengerti perasaan Profesor Yusril? Perasaan Ahmad dhani? Ratna Sarumpaet? Margarito Kamis yang job nya akan berkurang karena analisanya jarang ada benarnya? Fadli Zon? Haji Lulung yang belahan rambutnya tegar menghadapi badai? Habib Rizieq?
Cobalah mengerti perasaan mereka… Jangan tampar mereka terus menerus kakaaaa… Luka itu jangan di beri tetesan jeruk lagi… Pedihhh kakaaaa… Pedih…
Sudahilah sudah…. Biarkan mereka tenang dalam menjalankan ibadah puasanya.. Hormatilah mereka yg sedang berpuasa. Hormatilah Habiburokhman.. Biarkan dia berlatih loncat indah dari monas, tidak perlu kalian ganggu-ganggu lagi dengan meme-meme-an tentangnya…
Ini kritikan terpedas saya, karena saya selalu dituding memuji Ahok sampai seperti menjadikannya Nabi. Saya buktikan bahwa mereka salah, Ahok pasti ada titik lemahnya juga dan titik lemah itu ada pada kalian, wahai Teman Ahok.. Camkan itu. Camkan….
Saking saya merasa sedih melihat kelakuan kalian, wahai Teman Ahok… Saya sampai tidak berani menyeruput secangkir kopi… Tidak, saya tidak akan mau… Soalnya sudah imsak…
Ah sudahlah… ada yang mau menyediakan sebidang dada untuk saya pukul-pukul manja untuk mencurahkan perih di hati ini?
Denny Siregar