MYAHOK.COM-Mungkin yang paling beruntung bila memang benar bahwa Tito Karnavian menjadi KAPOLRI bukanlah Tito sendiri, namun AHOK, sebab Ahok sudah menjalin persahabatan yang sangat akrab dengan Tito sewaktu menjabat sebagai KAPOLDA Metro Jaya. Dengan demikian AHOK menambah satu teman pejabat yang tak main-main yaitu KAPOLRI !. Kalau sudah begini, posisi AHOK tentu semakin mantap untuk meraih jabatan sebagai Gubernur DKI untuk periode yang kedua tahun depan.
Wacana perihal Tito sebagai KAPOLRI sesungguhnya sudah dilontarkan AHOK sewaktu Tito masih menjabat sebagai Kapolda. AHOK sendiri mengatakan bahwa itu adalah salah satu do’anya yang manjur, sehingga harapan AHOK agar Tito menjadi KAPOLRI tak lama lagi akan menjadi kenyataan.
Sebagaimana dirilis berita bahwa mantan KAPOLDA Metro ini secara resmi telah dicalonkan oleh Presiden Jokowi untuk menjadi KAPOLRI menggantikan Badroddin Haiti yang tak lama lagi akan memasuki masa pensiun. Bahkan Tito adalah satu-satunya nama yang di sodorkan oleh Presiden Jokowi kepada DPR agar disetujui untuk menjadi pucuk pimpinan POLRI.
Siapa sebenarnya Tito Karnavian yang membuat Jokowi tak bisa lagi mencari pembandingnya untuk diajukan sebagai calon Kapolri? Meski masih banyak Perwira Tinggi lainnya yang lebih senior daripadanya, namun bukan halangan bagi Jokowi mengajukan satu nama saja.
Tito dari kecil memang terlahir sebagai anak yang cerdas. Segudang prestasi akademik diraihnya selama duduk di bangku sekolah, bahkan ketika duduk dikelas kelas 3 SMA, Tito mulai mengikuti ujian perintis, mulai dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, Kedokteran di Universitas Sriwijaya, Hubungan Internasional di Universitas Gadjah Mada dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, tapi hebatnya adalah bahwa Tito mampu lulus test ke-empat-empatnya tapi yang dipilihnya adalah Akademi Kepolisian. Inilah bukti bahwa Tito ini memang benar-benar anak yang cerdas.
Tito masuk AkPol angkatan tahun 1987 dan ketika lulus Akpolpun Tito meraih penghargaan Adhi Makayasa sebagai lulusan terbaik.
Tak hanya itu, Tito kemudian menyelesaikan pendidikan di University of Exeter di Inggris tahun 1993 dan meraih gelar MA dalam bidang Police Studies, setelah itu Tito juga berhasil meraih di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Jakarta tahun 1996 dan meraih S-1 dalam bidang Ilmu Kepolisian dan mendapatkan Bintang Wiyata Cendekia sebagai lulusan terbaik PTIK. Selanjutnya Tito mengikuti pendidikan di Massey University Auckland di Selandia Baru tahun 1998 dalam bidang Strategic Studies, dan mengikuti pendidikan di Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapura, tahun 2008 sebagai kandidat PhD dalam bidang Strategic Studies. Maret 2013 ia menyelesaikan PhDnya dengan nilai excellent.
Itu baru prestasi dibidang akademis, belum lagi karirnya sebagai Polisi juga sama? Sebagai anggota POLRI, Tito juga mengukir prestasi yang sangat gemilang membuat pangkatnya begitu cepat melejit. Banyak kasus-kasus besar yang berhasil dituntaskannya antara lain :
Menangkap Tommy Soeharto
Tito sebagai komandan Tim Kobra berhasil menangkap Tommy Soeharto pada tahun 2001 dalam kasus pembunuhan Hakim Agung Syafiudin.
Sebagai komandan pertama Densus 88
Kemudian tahun 2004, ketika Densus 88 Antiteror Polda Metro Jaya dibentuk untuk membongkar jaringan terorisme di Indonesia, Tito yang saat itu menjabat Ajun Komisaris Besar (AKBP) memimpin tim yang terdiri dari 75 personel. Unit antiteror ini dibentuk oleh Kapolda Metro Jaya (waktu itu) Irjen Firman Gani.
Menangkap Azahari Husin
Tito juga termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Densus 88 Antiteror, yang melumpuhkan teroris Azahari Husin dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005. Ia turut mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa menjadi Kombes Pol.
Menangani Konflik Poso
Densus 88 Antiteror juga berhasil menangkap puluhan tersangka yang masuk dalam DPO di Kecamatan Poso Kota, 2 Januari 2007. Tito dan sejumlah perwira Polri lainnya juga sukses membongkar konflik Poso dan meringkus orang-orang yang terlibat di balik konflik tersebut.
Menangkap Noordin M Top
Tito termasuk perwira yang bergabung dalam tim penumpasan jaringan terorisme pimpinan Noordin Mohammad Top tahun 2009.
Dengan demikian, terlepas adanya isu akan terjadi konflik intern di dalam tubuh POLRI, sebab masih banyak yang perwira tinggi yang lebih senior, apa yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dengan mengajukan Tito Karnavian sebagai Calon tunggal Kapolri adalah sebuah keputusan yang tepat. Tak hanya itu, sebab dampaknya juga membuat AHOK semakin banyak punya ‘Teman’ yang hebat..
Apakah ini pertanda bahwa Tuhan hendak menambah kekuatan pada AHOK melalui keputusan dari Jokowi? Wallahu A’lam..
#donibastian