10 Kuliner Paling Ekstrem di Dunia yang Menguji Nyali

kuliner paling esktrem

Melansir situs kulinerindo.id yang membahas tentang kuliner, berikut ini artikel terkait. Dunia kuliner penuh dengan beragam cita rasa, dari yang manis hingga pedas, dari yang lembut hingga renyah. Namun, ada beberapa hidangan yang tidak hanya menantang lidah, tetapi juga mental dan keberanian. Makanan-makanan ekstrem ini berasal dari berbagai belahan dunia dan sering kali memiliki sejarah serta budaya unik di baliknya. Beberapa di antaranya bahkan menimbulkan kontroversi karena bahan-bahan yang digunakan atau cara penyajiannya. Berikut adalah 10 kuliner paling ekstrem yang bisa menguji nyali siapa saja.

1. Balut – Filipina

Balut adalah telur bebek yang telah dibuahi dan hampir menetas, direbus dan dimakan langsung dari cangkangnya. Hidangan ini merupakan camilan populer di Filipina dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya. Balut biasanya dimakan dengan sedikit garam, cuka, atau cabai untuk menambah rasa.

Saat membukanya, Anda akan menemukan kuning telur yang kaya rasa dan embrio bebek yang sudah berkembang dengan paruh serta tulang yang masih lunak. Teksturnya yang unik serta kombinasi rasa gurih dan sedikit manis menjadikannya makanan favorit bagi masyarakat lokal. Namun, bagi orang yang tidak terbiasa, melihat bentuk embrio di dalam telur bisa menjadi pengalaman yang menantang.

2. Hakarl – Islandia

Hakarl adalah daging hiu Greenland yang difermentasi selama beberapa bulan hingga menghilangkan racunnya. Hiu Greenland tidak memiliki ginjal atau saluran kemih sehingga dagingnya mengandung kadar urea yang tinggi, membuatnya beracun jika dimakan mentah.

Proses fermentasi dilakukan dengan cara mengubur daging dalam tanah berpasir selama 6 hingga 12 minggu, kemudian digantung selama beberapa bulan agar kering. Hasil akhirnya adalah daging dengan tekstur kenyal dan aroma amonia yang sangat kuat. Hakarl sering dianggap sebagai salah satu makanan paling bau di dunia, tetapi bagi masyarakat Islandia, ini adalah hidangan tradisional yang biasa disantap dalam perayaan tertentu, terutama saat festival pertengahan musim dingin.

3. Casu Marzu – Italia

Keju Casu Marzu berasal dari Sardinia, Italia, dan dikenal sebagai “keju busuk” karena mengandung larva lalat yang masih hidup. Larva ini membantu fermentasi keju dan memberikan tekstur lembut yang khas.

Keju ini dibuat dari susu domba yang telah dibiarkan membusuk dengan bantuan lalat Piophila casei. Larva-larva ini memakan keju dan menguraikan lemaknya, menghasilkan tekstur yang lebih lembut dan rasa yang lebih tajam. Namun, keberanian ekstra diperlukan untuk mengonsumsi keju ini karena larvanya masih bisa melompat saat dimakan! Meskipun terkenal di kalangan pecinta kuliner ekstrem, keju ini dilarang di Uni Eropa karena alasan kesehatan.

4. Sannakji – Korea Selatan

Sannakji adalah gurita hidup yang dipotong kecil-kecil dan langsung disajikan dalam keadaan masih bergerak. Tentakel gurita tetap aktif karena sistem sarafnya masih berfungsi, meskipun sudah terpisah dari tubuh.

Hidangan ini sering disajikan dengan minyak wijen dan garam untuk menambah rasa. Pengunjung yang ingin mencoba sannakji harus berhati-hati karena tentakel yang masih bergerak dapat menempel di langit-langit mulut atau tenggorokan, yang berisiko menyebabkan tersedak. Oleh karena itu, dianjurkan untuk mengunyahnya dengan baik sebelum ditelan.

5. Surströmming – Swedia

Surströmming adalah ikan herring yang difermentasi dalam kaleng hingga menghasilkan bau menyengat yang sangat kuat. Proses fermentasi ini berlangsung selama beberapa bulan, di mana bakteri dalam ikan menghasilkan gas yang membuat kalengnya menggembung.

Saat dibuka, aroma tajam yang menyerupai amonia dan telur busuk langsung menyebar, sering kali membuat orang yang tidak terbiasa merasa mual. Biasanya, surströmming disantap dengan roti pipih, kentang, bawang, dan krim asam untuk menyeimbangkan rasa asinnya. Banyak orang Swedia menyantapnya di luar ruangan untuk menghindari bau yang terlalu menyengat di dalam rumah.

kuliner ekstrem

6. Fugu – Jepang

Fugu adalah ikan buntal yang mengandung racun tetrodotoksin mematikan. Racun ini dapat melumpuhkan sistem saraf dan menyebabkan kematian dalam hitungan jam jika tidak ditangani dengan benar.

Karena itu, hanya koki bersertifikat yang diizinkan untuk menyiapkan hidangan ini, setelah menjalani pelatihan khusus selama bertahun-tahun. Fugu biasanya disajikan dalam bentuk sashimi yang diiris tipis, sup, atau gorengan. Meskipun berisiko, banyak orang menikmati sensasi makan fugu karena rasanya yang lembut dan tekstur kenyalnya.

7. Escamoles – Meksiko

Escamoles sering disebut sebagai “kaviar serangga” karena berasal dari telur semut raksasa yang hidup di akar tanaman agave. Hidangan ini memiliki tekstur mirip keju cottage dengan rasa yang sedikit pedas dan gurih.

Escamoles biasanya dimasak dengan mentega dan bawang putih sebelum disajikan dalam taco atau sebagai lauk. Makanan ini telah menjadi bagian dari budaya kuliner Meksiko sejak zaman suku Aztec, yang menganggapnya sebagai makanan istimewa.

8. Tarantula Goreng – Kamboja

Di Kamboja, tarantula goreng adalah camilan jalanan yang populer. Laba-laba besar ini digoreng hingga renyah dan disajikan dengan garam atau lada.

Hidangan ini mulai populer selama masa kelaparan di bawah rezim Khmer Merah, ketika masyarakat mencari sumber makanan alternatif. Kini, tarantula goreng menjadi daya tarik wisatawan yang ingin mencoba sesuatu yang unik.

9. Kopi Luwak – Indonesia

Kopi Luwak adalah kopi yang dihasilkan dari biji kopi yang telah dicerna oleh luwak. Proses fermentasi alami di dalam pencernaan luwak dipercaya memberikan rasa yang lebih kaya dan lembut.

Meskipun demikian, produksi kopi ini kerap menuai kontroversi terkait kesejahteraan hewan, karena banyak luwak yang dikandangkan secara tidak layak demi menghasilkan kopi ini secara massal.

10. Shiokara – Jepang

Shiokara adalah makanan Jepang yang terbuat dari jeroan ikan yang difermentasi dalam garam dan cairan ikannya sendiri. Rasanya sangat asin, tajam, dan beraroma kuat.

Shiokara sering disantap dalam porsi kecil sebagai pendamping minuman keras seperti sake, karena rasa gurihnya yang intens dapat menyeimbangkan minuman beralkohol.

Kesimpulan

Makanan ekstrem di atas bukan hanya sekadar kuliner, tetapi juga bagian dari budaya dan tradisi berbagai negara. Meskipun tampak menantang, mencoba makanan-makanan ini bisa menjadi pengalaman berharga bagi para petualang kuliner. Siapkah Anda mencicipi salah satunya?

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.