Melansir situs sobatmakan.id yang membahas tentang tempat kuliner, berikut ini ulasan terkait di Jakarta. Jakarta bukan sekadar ibu kota, tapi juga laboratorium gaya hidup urban yang terus berevolusi. Salah satu simbolnya adalah menjamurnya café-café gaul yang bukan cuma tempat minum kopi, tapi ruang hidup yang penuh ekspresi, koneksi, dan inspirasi. Di kota yang bergerak 24/7, café gaul menawarkan pelarian yang menyenangkan—baik untuk healing, networking, atau sekadar eksis di Instagram.
Berikut ini adalah ulasan mendalam tentang café gaul paling ikonik di Jakarta yang menawarkan lebih dari sekadar kopi—mulai dari desain interior yang memanjakan mata, konsep menu yang unik, sampai atmosfer yang bikin lupa pulang.
1. Titik Temu Cafe – SCBD: Tempat Kreatif Bertemu dalam Estetika Tropikal Modern
Jalan Jenderal Sudirman, Lot 8, SCBD, Jakarta Selatan
08.00 – 22.00 WIB
Harga rata-rata: Rp35.000 – Rp75.000
Apa yang Menarik?
Titik Temu bukan hanya café, tapi ekosistem gaya hidup yang mendekatkan komunitas urban dan kreatif. Ruangnya luas, dengan perpaduan interior kayu, beton ekspos, dan tanaman tropis yang menciptakan atmosfer tenang tapi tetap cool. Banyak acara komunitas kreatif juga sering diadakan di sini, seperti peluncuran produk, pameran seni, hingga open mic.
Menu Cafe Gaul:
Coconut Long Black – kombinasi kopi dan kelapa segar, rasa eksotik yang ringan.
Croissant Sandwich with Smoked Beef – buttery dan savory, pas untuk brunch kekinian.
Siapa yang dateng ?
Anak startup, influencer, pekerja kreatif, hingga pasangan muda urban yang ingin “kerja tapi santai”.
2. Kopi Kalyan – Barito: Rumah untuk Nongkrong, Diskusi, dan Reuni Lama
Jl. Barito I No.5, Kebayoran Baru, JakSel
07.00 – 21.00 WIB
Harga rata-rata: Rp25.000 – Rp60.000
Apa yang membuat betah?
Desainnya semi-industrial dengan sentuhan artistik: tembok bata ekspos, mural, dan jendela besar yang memancarkan cahaya alami. Ada area indoor dan outdoor, cocok untuk berbagai gaya nongkrong: dari rapat santai hingga kencan kasual. Selain kopi, Kalyan juga terkenal dengan menu makanan berat yang worth it.
Menu Unggulan:
Es Kopi Kalyan – creamy, manis, dan konsisten enak dari waktu ke waktu.
Chicken Katsu Rice Bowl – crunchy, gurih, dan cukup untuk ganjal lapar serius.
Tempat ini favorit untuk Mahasiswa, pekerja kantoran, dan teman lama yang sedang reuni nostalgia.
3. Lucky Cat Cafe & Kitchen – Kuningan: Pelarian Tengah Malam yang Penuh Karakter
Plaza Festival, Karet Kuningan
24 jam
Harga rata-rata: Rp30.000 – Rp80.000
Apa yang Menarik?
Desainnya klasik industrial dengan dominasi kayu dan bata merah, menghadirkan nuansa vintage European café. Ada mezzanine dan area outdoor, serta musik yang diputar tidak terlalu keras, pas buat ngobrol intim atau kerja tengah malam. Karena buka 24 jam, tempat ini jadi “markas” pekerja freelance, mahasiswa begadang, bahkan pekerja kreatif usai lembur.
Menu Cafe Gaul:
Flat White – kaya rasa, dengan latte art yang presisi.
Mac n Cheese with Truffle Oil – creamy, cheesy, dan harum menggoda.
Sangat cocok untuk Anak malam, digital nomads, dan pejuang skripsi.
4. Giyanti Cafe Roastery – Menteng: Surganya Penikmat Kopi Sejati
Jl. Surabaya No.20, Menteng, Jakarta Pusat
09.00 – 17.00 WIB (Selasa–Sabtu)
Harga rata-rata: Rp40.000 – Rp70.000
Kenapa tempat ini?
Giyanti menyajikan kopi dengan roasting sendiri, memastikan rasa otentik dan kompleks. Desain interiornya unik—gabungan kolonial tropis dan aksen pop art. Ada ruang-ruang kecil tersembunyi dan taman belakang yang sejuk.
Menu Unggulan:
Manual Brew V60 – cocok untuk eksplorasi rasa single origin.
Homemade Banana Bread – legit, lembut, dan pas sebagai teman ngopi.
Siapa yang Nongkrong di Sini?
Kopi snobs, fotografer jalanan, dan penyuka tempat hidden gem.
5. One Fifteenth Cafe – Gandaria: Minimalisme yang Mewah dan Tertata
Jl. Gandaria I No.63, Jakarta Selatan
07.00 – 20.00 WIB
Harga rata-rata: Rp45.000 – Rp85.000
Apa yang membuat orang suka Cafe Gaul?
Desain minimalis dengan dominasi warna putih dan kayu terang. Semuanya bersih, tertata, dan terasa “mahal” tanpa sok elit. Baristanya andal dan ramah, menjadikan pengalaman ngopi terasa sangat personal dan profesional.
Menu Cafe Gaul:
Cappuccino – foam halus dan keseimbangan espresso yang presisi.
Avocado Toast with Poached Egg – sehat dan Instagrammable.
Biasanya yang nongkrong disini adalah Pekerja profesional, arsitek, dan pecinta desain skandinavia.
6. Ruang Seduh – M Bloc: Eksplorasi Kopi dalam Nuansa Komunitas
M Bloc Space, Jalan Panglima Polim, JakSel
08.00 – 21.00 WIB
Ave. Price: Rp25.000 – Rp55.000
Apa yang Menarik?
Konsepnya terbuka dan fleksibel. Bagian dari ruang kreatif M Bloc, café ini menyatu dengan semangat komunitas seni dan musik indie. Kamu bisa menyeruput kopi sambil mendengar suara band latihan di studio sebelah atau melihat pameran foto.
Menu Unggulan Cafe Gaul:
Manual Brew Lokal – eksplorasi biji kopi Nusantara.
Biskuit Homemade – renyah dan cocok untuk camilan ringan.
Siapa yang Nongkrong di Sini?
Seniman, aktivis, musisi, dan mahasiswa seni.
7. Stuja Cafe – Cipete: Café Gaul Ramah Lingkungan
Jl. Cipete Raya No.18, Jakarta Selatan
07.00 – 21.00 WIB
Price rata-rata: Rp30.000 – Rp70.000
Apa yang Menarik dengan Cafe Gaul ini?
Stuja tidak hanya menjual kopi, tapi juga ide dan tanggung jawab ekologis. Mereka mengurangi penggunaan plastik, mengedukasi konsumen tentang keberlanjutan, dan bahkan menjual tumbler edisi khusus. Desainnya tropikal minimalis, dengan banyak cahaya alami dan warna hijau dari tanaman hidup.
Menu Unggulan:
Ice Pandan Latte – sensasi manis-wangi khas Indonesia yang menyegarkan.
Nasi Ayam Sambal Matah – perpaduan menu lokal dan presentation ala café modern.
Siapa aja yang suka dateng?
Eco-conscious youth, pecinta desain organik, dan penggiat gaya hidup sehat.
Penutup: Café Gaul Itu Lebih dari Sekadar Tempat Nongkrong
Café gaul di Jakarta bukan hanya destinasi, tapi juga representasi dari gaya hidup urban masa kini. Tempat yang menampung banyak cerita, ide, dan energi muda. Setiap café menawarkan pengalaman berbeda—baik itu dari sisi rasa, desain, maupun suasana. Dan satu kesamaan yang dimiliki semuanya: kamu akan betah berlama-lama di sana, hingga lupa pulang.