Orang-orang Sukses yang Gagal bila Terjun di Dunia Politik

orang-orang sukses yang gagal di dunia politik
Orang-orang sukses yang gagal di dunia politik

MYAHOK.COM – Mengapa orang-orang sukses di bidangnya seperti Ahmad Dhani, Sandiaga Uno, Yusril Ihza Mahendra akan mengalami kegagalan bila bermain di dunia politik? Hal ini terjadi karena penyebab utamanya adalah adanya semacam dorongan dari pihak lain yang seolah memuji-muji kemampuan dan mendukungnya untuk maju menjadi calon Kepala Daerah. Selain itu juga didukung oleh rasa percaya diri yang berlebihan, tanpa terlebih dahulu mengukur kapasitas diri mereka sendiri.

Ibarat kata, orang-orang sukses yang mau terjun ke dunia politik tanpa persiapan dan antisipasi yang matang, seperti orang tersesat dan masuk ke jalan buntu. Mengapa saya katakan demikian, sebab pada kenyataannya bahwa mereka sesungguhnya telah berada pada posisi yang mapan pada profesi atau karir sebelumnya, dan berhasil mencapai kehidupan yang establish dalam finansial atau sederhananya adalah meraka sudah jadi orang kaya raya. Tapi entah apa yang mereka inginkan lagi, meski uang yang dimilikinya sudah berlimpah-ruah, tapi justru mereka salah jalan dengan masuk ke dunia politik.

Orang-orang Sukses yang Gagal di dunia Politik

Kisah Sedih Ahmad Dhani

Seperti yang dialami Ahmad Dhani, seorang yang dikenal sangat piawai dalam bermain musik, bahkan saya menjulukinya ‘si Jenius’ ketika menciptakan sebuah lagu. Tak banyak musisi di Indonesia yang bisa menandingi kehebatan Ahmad Dhani dalam merangkai nada hingga tercipta sebuah komposisi yang begitu indah. Pantaslah bila Dhani menjadi orang kaya raya dari hasil  penjualan karya-karya bermusiknya yang sangat laku dipasaran. Apalagi Dhani sudah jadi Presiden Republik Cinta Management yang mengelola banyak artis dan musisi papan atas lainnya.

Di tengah popularitasnya sebagai musisi kenamaan di negeri ini, Ahmad Dhani tiba-tiba banting setir ke dunia politik. Entah siapa yang mendorongnya dan mengapa Dhani juga mau-mau saja menceburkan diri ke jalur politik. Padahal kondisi sesungguhnya adalah bahwa Ahmad Dhani sama sekali tak punya  bakat jadi politisi. Ini yang tak pernah disadarinya. Dia pikir, bila terjun di dunia politik, dia bisa ngomong sembarangan agar sukses dalam karir berpolitiknya.

Tapi Dhani melakukan blunder. Dia salah besar dalam bersikap. Sebagai Politisi, memang bermain dengan cara melontarkan pernyataan agar dirinya populer, tapi bukan dengan cara mendeskreditkan pihak lain. Dhani memilih populer dalam arti negatip. Bukannya menambah simpati publik, malah sebaliknya, Dhani semakin dibenci karena pernyataannya yang seringkali tidak rasional dan cenderung menebar kebencian terhadap pihak lain.

Dengan caranya bermain seperti itu, Dhani sesungguhnya telah meruntuhkan karirnya sendiri, sedangkan profesi utamanya sebagai musisi yang sudah mapan justru ditinggalkannya. Ahmad Dhani termasuk salah satu dari orang-orang sukses yang gagal di dunia Politik.

Kisah Sandiaga Uno yang diperalat ParPol

Ada lagi kisah memprihatinkan dari seorang Sandiaga Uno. Seorang profesional yang sangat cerdas melihat peluang bisnis ini juga mengalami nasib serupa dengan Ahmad Dhani. Uno adalah seorang pengusaha yang sangat sukses dan bahkan kabarnya menjadi orang terkaya di Indonesia. Tapi sayang, keberadaannya sebagai orang kaya telah dimanfaatkan oleh para kader ParPol yang sengaja merayunya agar mau terjun ke dunia politik.  Uno hanyalah manusia biasa, yang juga punya keinginan beraktualisasi diri, meski sudah menjadi orang kaya.

Dengan kekayaannya yang berlimpah-ruah itu, Uno bisa saja membeli apa saja yang dia inginkan. Hingga pada suatu ketika, Uno dirayu agar mau jadi kader ParPol, dan Unopun tak bisa menolak. Mungkin saja karena sungkan atau memang dia mau coba-coba, siapa tahu bisa mewujudkan keinginannya dalam meng-aktualisasikan dirinya di tengah masyarakat. Memang, Uno sudah terlanjur jadi orang kaya, dan tak bakalan jadi miskin bila gagal jadi politisi. Tapi sayangnya, dia salah mengambil cara untuk meraih keberhasilan sebagai politisi.

Mungkin Uno berpikir, dengan ganyanya yang santun dan punya otak yang cerdas, dia bisa sukses menjadi politisi. Padahal sekarang ini, zaman sudah berubah. Kondisi politik sudah sangat berbeda dengan sebelumnya. Dulu, orang yang punya banyak duit, apalagi orang terkaya seperti Uno, sudah pasti sukses menjadi pejabat kepala daerah. Tinggal setor sekian puluh miliar ke Par Pol besar, sduah pasti berhasil jadi Kepala Daerah. Sekarang, bila ingin terpilih jadi pejabat daerah, musti menunjukkan terlebih dahulu performance yang teruji sebagai pejabat yang bersih dan mengemban amanah warganya. Sandiaga Uno juga termasuk salah satu dari orang-orang sukses yang gagal di dunia Politik

Rakyat sudah cerdas memilih pemimpin

Sekarang, lain lagi kondisinya. Rakyat sudah makin cerdas dalam memilih pemimpin daerahnya. Politik uang sudah tak laku lagi. Bolehlah Uno jadi orang kaya raya di republik ini, tapi tak bisa semudah itu menjadi pejabat kepala daerah, apalagi di Jakarta. Uno salah mengambil langkah. Semestinya dia tidak terburu-buru untuk langsung berusaha meraih pada posisi bergengsi. Uno terlebih dahulu harus menunjukkan itikad baiknya untuk membangun bangsa ini. Tak bisa dengan cara instan seperti yang dilakukannya sekarang. Uno telah terbuai dengan pujian dan dorongan dari orang-orang sekitar yang seolah mengagung-agungkan kemampuannya jadi pejabat daerah, padahal sesungguhnya Uno hanya diperalat saja, karena dirinya adalah orang paling kaya di negeri ini. Saya berani jamin, bila Uno bukan orang terkaya, maka tak akan ada satupun orang yang mengajaknya bermain di dunia politik.

Kisah Profesor yang sombong

Siapa tak kenal Profesor Yusril, seorang yang sangat ahli di bidang hukum Tata Negara. Yusril sangat disegani bila sudah beraksi di depan sidang pengadilan manapun. Keberadaan Yusril sebagai pengacara, seolah tak ada duanya. Kasus apapun yang dibelanya, sebagian besar memenangkan keputusan di pengadilan.

Karena kepiawaiannya di bidang hukum tata negara itulah Yusril pernah dipercaya sebagai menteri pada pemerintahan sebelumnya, khususnya pada bidang yang erat kaitannya dengan hukum dan tata negara. Karena karirnya yang cemerlang di pemerintahan, Yuril berubah jadi seorang pejabat yang terkesan tinggi hati.

Kini, setelah lama tak menduduki jabatan apapun di pemerintahan, Yusril Yusril kembali bergerak dan berniat ingin kembali meraih jabatan di pemerintahan. Tapi, Yusrilpun juga memilih jalan yang keliru. Mengapa? Sebab Yusril memilih berada pada jalur oposisi dengan menyerang lawan-lawannya. Bukan masalah sebagai oposan, namun rakyat sudah muak dengan cara-cara yang dilakukan Yusril yang menyerang lawan dan terkesan paling hebat dan seolah tak ada yang bisa mengalahkannya.

Yusril Gagal jadi Presiden

Keinginannya menjadi Presiden telah kandas. Presiden Jokowi pun tak lagi mempercayainya untuk diangkat sebagai menteri. Yusrilpun obral harga diri. Jadi Gubernurpun tak masalah, yang penting jadi pejabat, diapun rela meski levernya jauh dibawah Presiden. Dia pikir, dengan menjadi pejabat sekelas Kepala Daerah bisa diraihnya dengan mudah, mengingat Yusril pernah jadi menteri dan Calon Presiden. Yusril ingin memanfaatkan posisi kepala daerah hanya sebagai batu loncatan untuk meraih jabatan yang lebuh tinggi. Sikap yang serakah dan hanya mementingkan diri sendiri.

Apa yang menjadi impiannya itu sudah pasti akan kandas. Sebab dari caranya menyampaikan pernyataan, cenderung terkesan sombong dan merendahkan orang lain. Rakyat sekarang, mana mau memilih orang dengan karakter seperti Yusril ini?.  Sehebat apapaun  di bidang politik, tapi dengan perangainya yang sombong itu, justru sebaliknya malah menghalangi simpati publik kepadanya.

Yusril sudah mapan dalam profesinya sebagai pengacara. Apakah mungkin karena sedang sepi orderan, Yusril kembali memutuskan kembali terju ke dunia politik untuk mencari pekerjaan tetap? Wallahu a’lam. Yang jelas, sampai kapanpun, bila sikap Yusril yang terus-terusan menyerang lawan-lawannya, Yusril tak akan pernah jadi pejabat apapun.

Demikianlah sekelumit cerita yang saya sampaikan, semoga bisa menjadi cermin untuk orang-orang sukses lainnya, agar tidak mudah terjerumus di dunia politik.

Penulis : Doni Bastian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.