Sekda DKI Saefullah, Musuh Dalam Selimut?

Sekda DKI Saefullah
Sekda DKI Saefullah

MYAHOK.COM-AHOK menyadari bahwa keberadaan Sekda DKI Saefullah, sesungguhnya tak seiring dan sejalan dengannya. Sebagai pejabat dibawah subordinasi Gubernur DKI, Saefullah sudah semestinya mendukung semua kebijakan AHOK. Namun pada kenyataannya yang terjadi adalah bahwa Saefullah memendam ambisi untuk mengambil alih posisi AHOK dengan ikut mencalonkan diri sebagai CaGub DKI pada Pilkada tahun depan.

Meski demikian, AHOKpun juga tetap sportif dan memperlakukan adil kepada siapapun yang ingin menggunakan hak berpolitiknya termasuk kepada Saefullah. Namun kondisi seperti ini sesungguhnya kurang ideal, sebab bila di dalam hati Saefullah punya keinginan untuk menjadi Gubernur DKI, maka sudah pasti dalam bekerja, ybs tak akan bisa maksimal dalam mendukung semua kebijakan AHOK, apalagi Saefullah dikenal sangat dekat dengan wakil ketua DPRD DKI Mohammad Taufik.

Penghianat itu selalu ada di lingkaran kita.

Hasrat Sekretaris Daerah Jakarta, Saefullah maju di Pilgub DKI Jakarta 2017 mendatang tampaknya makin tak terbendung. Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, yang juga calon petahana Pilgub DKI mengaku santai melihat semangat Saefullah menduduki kursi DKI 1.

“Buat saya mah gampang bangetlah. Justru saya pengen sekali orang dalam nyalon biar dia bisa buka kepada seluruh masyarakat apasih kekurangan Ahok. Apasih kelebihan dia. Buka! Makanya saya semua udah pikirkan dari awal,” kata Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota DKI jakarta, Kamis (18/8).

Meski santai dengan gerakan politik Saefullah, Ahok sedikit membongkar ulah nakal pria yang akan disapa Bang Ipul tersebut. Dia mengungkit kisah pelantikan ratusan lurah dan camat yang batal dilakukan karena memang tak pernah diagendakan.

Sekitar November 2015 lalu, Ahok mendadak naik pitam sebelum memulai acara pelantikan pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) eselon III dan IV DKI Jakarta. Kemarahan Ahok bermula ketika melihat ada jajaran calon Camat dan Lurah dengan pakaian dinas upacara (PDU) serba putih turut hadir dalam pelantikan itu.

Ahok mengatakan, keberadaan lurah dan camat kala itu ulah dari Saefullah. Sudah lama dia menganggap Saefullah bagian dari orang yang melawan dirinya.

“Kamu kira Sekda enggak pasang orangnya, lurah, camat yang sempat saya cut ingat enggak? Yang tiba-tiba baju putih semua dilantik itu loh. Saya langsung potong kan. Kamu kira enggak pasang-pasang orang untuk kampanye? Justru lebih bahaya Sekda, dia yang menentukan semua program kita. Surat kita jalan enggak jalan semua di dia. Saya masih santai aja,” bebernya.

Meski tahu siapa penggerak lurah dan camat saat itu, Ahok mengaku tetap mempertahankan Saefullah dengan harapan PNS karier itu bisa mengubah sikapnya.

“Supaya dia lebih baik, biar dia buka borok saya istilahnya. Apa kurang fair lagi. Nah kenapa saya juga santai, dia mau buka borok apa, apa yang mau dibuka, semua rapat rapim terbuka, itu yang mereka lupa bahwa saya bukan gubernur kayak dulu kalau dulu rapat, rapim keputusan, sekda di luar bisa ngomong macam-macam kalian bisa percaya, sekarang dia mau ngomong apa coba, mau ngomong apa coba gimana mau manfaatin birokrasi,” cibir Ahok.

Tak hanya itu, ulah lain Saefullah, kata Ahok, sering kali melakukan pelantikan tanpa sepengetahuan dirinya.

“Saya biarin aja, bagi saya siapapun yang anda angkat, selama dia jadi estate manajer mau lurah camat, saya udah bilang, anda mau benci sayapun mau kampanye nolak saya pun silakan. Jangan ketahuan aja, karena sebagai PNS ada sumpah ada aturan bisa dipecat. Kalau cuma diam-diam galang masa mau habisin saya macam-macam silakan aja,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

1 Komentar