Ahok Dibiayai oleh Konglomerat adalah Pendapat yang Keliru. Ini Alasannya !

jangan sogok gua

Entah kenapa, selalu saja ada pihak yang mencoba mengganjal perjalanan karir Ahok di dunia politik. Barbagai macam hal digunakan sebagai alasan yang pada intinya adalah upaya untuk menghentikan langkah Ahok menuju ke kursi DKI 1.

Ahok terus menerus dicari-cari kesalahannya oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan AHOK menjadi Gubernur lagi. Bahkan para calon lainpun juga ikut-ikutan menyerang AHOK, padahal sesungguhnya itu sangatlah tidak etis.

Isu terhangat yang dihembuskan adalah adanya beberapa kekuatan besar yaitu dari kalangan orang-orang kaya atau yang populer disebut konglomerat yang telah mempersiapkan dana sampai Triliunan rupiah dalam misi memenangkan Ahok.

Salah satu pihak  yang berpendapat seperti itu adalah Dhani Ahmad yang kali ini juga sedang berkeinginan untuk bertarung melawan AHOK untuk merebut posisi Gubernur DKI.

Dhani memang sengaja mencari-cari data dan memanipulasinya sekadar untuk bisa menyerang keberadaan AHOK. Tujuannya ikut maju sebagai CaGub bukannya mempersiapkan diri sebagai Kepala Daerah di DKI Jakarta, tapi sebatas untuk mengalahkan Ahok semata.

Sungguh ini adalah perbuatan manusia yang kotor hatinya. Bila orang seperti Dhani yang punya hati kotor ini sampai terpilih menjadi Gubernur DKI, saya tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi nanti dan tentu yang akan menjadi korban adalah warga Jakarta sendiri.

Apa yang dilakukan Ahmad Dhani yang terus menerus menyerang Ahok adalah tindakan bodoh semata, sebab setiap kali dia melakukan itu, maka semakin membuatnya tidak populer di kalangan warga Jakarta.

Kembali pada isu adanya beberapa konglomerat yang membiayai Ahok agar bisa menjadi Gubernur DKI lagi, menurut saya adalah omong kosong dan sama sekali tidak logis.

Mengapa saya katakan tidak logis?

Alasan saya yang pertama adalah bahwa Ahok adalah orang yang sangat kuat pendiriannya dan tak ada satupun yang bisa melawan kehendak hatinya yang keras dalam melawan segala bentuk Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Ahok tak akan pernah mau mempertaruhkan nama baik diri dan keluarganya demi memperoleh uang dalam masa kampanye PilGub nanti.

Ahok sangat paham bahwa rakyat sangat membenci pejabat yang melakukan KKN, sehingga bila Ahok sampai nekad menerima uang hasil korupsi atau kolusi, berapapun jumlahnya, apalagi sampai Triliunan rupiah maka sama saja Ahok melakukan bunuh diri.

Yang kedua adalah konglomerat mana yang mau membiayai AHOK dengan dana sampai triliunan rupiah, sedang mereka tahu, Ahok tak kenal dengan transaksi balas budi? Siapa orangnya yang mau memberi uang sebesar itu dan tak ingin berharap kembali? Bukankah itu hanya buang-buang uang saja?

“Non Sense”, saya bilang. Apalagi mereka adalah para pebisnis profesional. Ibarat kata, bila mengeluarkan uang seperak saja, tentu mereka  akan selalu menghitung akan memperolah apa nantinya.

Alasan yang ketiga dan ini adalah alasan yang paling kuat bahwa Ahok tak akan mau menerima uang diluar aturan yang telah dibuat oleh KPUD, sebab Ahok telah memperoleh dukungan yang luar biasa besar dari warga Jakarta. Bahkan sosok Ahok seolah sudah menjelma menjadi pejabat idola yang dikagumi tidak hanya oleh warga Jakarta saja, namun juga masyarakat di luar jakarta, luar Jawa sampai ke manca negara.

Dukungan yang sedemikian luar biasa ini, apakah mungkin akan disia-siakan oleh AHOK? AHOK bukan orang bodoh. Ahok tentu bisa memilih mana yang benar dan mana yang salah dan Ahok sangat tahu, bahwa kepercayaan rakyat kepadanya tak akan bisa dinilai dengan uang.

Bahkan bila saja ada orang kaya yang diam-diam datang menemui AHOK dan kemudian menyatakan akan memberi uang berapapun yang AHOK minta secara sukarela dan tanpa pamrih untuk membiayai kampanye PilGub nanti, maka Ahok tentu akan menjawab,“Maaf, duit lo kagak laku buat gua ?”

Dari ketiga alasan itu sudah sangat jelas, bahwa Ahok tak perlu mengeluarkan uang pribadi sepeserpun untuk membiayai  kegiatannya selama masa pencalonan hingga kampanye PilGub nanti sebab warga telah bersedia bergotong-royong dan bertekad untuk mengusung Ahok hingga terpilih menjadi Gubernur  DKI untuk periode yang kedua.

AHOK perlu dukungan warga, tapi warga jauh lebih membutuhkan AHok sebagai pemimpin mereka. Warga Jakarta dengan sukarela mengusung AHOK maju sebagai Cagub DKI 2017 melalui organisasi TEMAN AHOK.

Jadi dengan demikian tak ada satupun alasan bagi Ahok untuk mau menerima tawaran Konglomerat dalam membiayai kampanye PilGub nanti.

Apa yang dilakukan Ahmad Dhani yang terus menerus menyerang Ahok adalah tindakan bodoh semata, sebab setiap kali dia melakukan itu, maka semakin membuatnya tidak populer di kalangan warga Jakarta.

Salam

Doni Bastian

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

1 Komentar