Saya mengibaratkan sosok Ahok sebagai seekor burung Elang yang sedang terbang. Sorot matanya yang tajam, mampu menembus setiap sudut yang menyimpang.
Sang Elang tak bisa menahan rasa geramnya ketika melihat sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan apalagi sampai melanggar peraturan.
Pekik burung Elang yang keras dan tajam membuat sakit telinga yang mendengar sebagai pertanda teguran keras bahwa itu tak boleh lagi dilakukan. Namun dibalik sikapnya yang keras dan tegas, dia telah menunjukkan keteguhan hatinya dalam menegakkan kebenaran dan keadilan.
Burung Elang akan selalu setia untuk kembali ke sarangnya, sebab dia tahu bahwa disana telah menunggu berjuta pasang mata sayu yang senantiasa berharap kehadirannya.
Sang Elang punya naluri untuk melindungi yang lemah dan tak pernah takut melawan siapapun yag menghalangi langkahnya dalam membela kebenaran.
Sekali kepak sayapnya terkembang, tak ada lagi yang sanggup melarang.
Sekali dia menukik, tak ada mangsa yang sempat menghindar.
Dia akan terbang secepat kilat untuk menuntaskan tugas dan kewajibannya. Tak ada satupun yang mampu menandingi saat dia terbang di angkasa.
Berjuta rakyatnya senantiasa berharap dan berdoa..
Wahai Elang, terbanglah sampai puncak yang tertinggi..
